Penumpang mengerubungi kru Lion Air di landasan pacu Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Banten, Jumat (20/2/2015). | FOTO: Risman A. Rachman

BANDA ACEH | ACEHKITA.COM — Jadwal penerbangan Lion Air dalam dua hari ini kacau. Nyaris semua penerbangan mengalami keterlambatan atau delay, termasuk penerbangan dari Kuala Namu menuju Banda Aceh. Menteri Perhubungan Ignatius Jonan diminta untuk menindak maskapai Lion Air yang telah merugikan konsumen.

Warga Banda Aceh, Risman A. Rachman, menyebutkan, keterlambatan penerbangan Lion tersebut membuat dirinya terkatung-katung di Medan, Sumatera Utara.

“Berada di Medan tanpa koper pakaian dan tanpa bisa nginap di hotel? Tidur di rumah orang dgm keadaan sakit? Menyusahkan. #DelayLionAir,” ujar Risman melalui akun Twitter @atjeh01, Sabtu (21/2/2015) pagi.

Mantan Direktur Koalisi NGO HAM Aceh itu meminta Menteri Jonan memberikan sanksi tegas terhadap maskapai berlogo kepala singa tersebut.

“Menteri hrs turun menindak #LionAir. Tdk boleh terpengaruh krn milik salah satu wantimpres dan petinggi partai,” ujar Risman.

Sekedar tahu, Lion Group dimiliki oleh Rusdi Kirana, yang kini menjadi anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) mewakili Partai Kebangkitan Bangsa.

Banyak kalangan mempertanyakan ketegasan Jonan dalam menghadapi Lion Air. Sebelumnya, langkah Jonan membuat ketar-ketir dunia penerbangan setelah peristiwa jatuhnya pesawat AirAsia penerbangan Surabaya-Singapura pada Ahad, 28 Desember 2014.

Tindakan tegas Jonan diperlukan, menurut Risman, untuk melindungi para konsumen. “Ini soal hak konsumen, hak informasi, dan kepatuhan pd peraturan. Jgn abaikan penerbangan kelas bawah,” ujarnya.

Risman sempat menunggu lama di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, dan Kuala Namu, Sumatera Utara. Risman sebenarnya dalam perjalanan pulang dari Bali ke Banda Aceh. Namun, jarak itu harus ditempuh dalam dua hari. Pasalnya, Risman sempat harus menunggu selama lima jam di Bali, 24 jam lebih di Cengkareng, dan ditambah lagi delay di Medan.

Akhirnya, Risman dan penumpang lain memilih untuk refund agar bisa melanjutkan perjalanan dari Medan ke Banda Aceh menggunakan angkutan bus. Sayangnya, Lion hanya membayar biaya refund sebesar Rp172 ribu saja.

“Saya masih di Medan. Menunda naik bus malam ke Aceh karena sakit. Koper tidak jelas, tidak bisa ganti pakaian. Refund saya lakukan agar bisa naik bus menuju Banda Aceh. Namun, karena kondisi sakit saya putuskan untuk menunda dulu,” kata Risman.

Bagi Risman, aneh saja penerbangan dari Bali ke Banda Aceh harus ditempuh dalam kurun waktu hampir tiga hari.

Hingga kini penyebab Lion Air delay masih misterius. Direktur Umum Lion Air Edward Sirait menyebutkan, delay terjadi karena adanya masalah pada beberapa pesawat Lion Air.

“Ada tiga pesawat kami yang kena foreign object damage pada Rabu pagi dan hal ini menyebabkan rentetan jadwal penerbangan Lion jadi terganggu. Terlebih lagi, rusaknya tiga pesawat tersebut tepat pada saat musim puncak libur Tahun Baru Imlek,” ujar Sekretaris Perusahaan Lion Air Dwiyanto Akbar Hidayat seperti dilansir Kompas.com, Jumat (20/2/2015). []

FG

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.