Thursday, May 2, 2024
spot_img

Triska Pratiwi Juarai Lomba Cerpen

BANDA ACEH | ACEHKITA.COM — Triska Indra Pratiwi, siswi SMP Budi Dharma Banda Aceh, akhirnya terpilih sebagai juara I lomba cipta cerita pendek (cerpen) pelajar SMP/sederajat tingkat Provinsi Aceh setelah menyisihkan 14 peserta lainnya. Ia akan mewakili Aceh ke lomba cerpen tingkat nasional.

Triska Indra Pratiwi (tengah) | Foto: Herman RN
Kegiatan yang digelar dalam rangka Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) itu digelar seharian, Jumat (10/6), di Wisma Intan, Banda Aceh. Pengumuman pemenang dibacakan di Aula Dinas Pendidikan Provinsi Aceh, mulai pukul 20.00 WIB.

Dewan juri cerpen sepakat memilih “Kemilau Masjid Raya Baiturrahman” karya Triska, yang mengalahkan perwakilan dari kabupaten/kota lainnya setelah melihat kesesuaian judul/isi dengan tema yang diinginkan, kreativitas bertutur dan bahasa, isi cerita, dan orisinilitas.

Ketua Dewan Juri Mohd. Harun mengatakan, “Kemilau Masjid Raya Baiturrahman” memiliki daya pikat bertutur selayaknya cerpen pada umumnya. “Penulisnya mampu membangun konflik-konflik kecil dalam peristiwa besar melalui karakter tokoh empat orang anak. Ada kocaknya, ada seriusnya, ada pula nyelenehnya,” ujar Harun, yang juga Ketua Prodi Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (MPBSI) Unsyiah.

Dua cerpen lainnya yang menduduki peringkat II dan III diraih oleh Siti Siefa Azzahra dari SMPS Yapena Lhokseumawe dengan judul cerpen “Mutiara dari Serambi Mekkah” dan “Panglima Tanpa Pangkat” karya Henika Rahmadini dari SMPN Sabang.

“Dengan demikian, Triska berhak maju ke tingkat nasional yang diadakan di Makassar pada 19 Juni 2011 mendatang,” tambah Herman RN, juri lain.

Menurut cerpenis Aceh ini, kelebihan “Kemilau Masjid Raya Baiturrahman” mampu mengeksplorasi sejarah Masjid Baiturrahman dengan mengaitkan konteks kekinian, seperti Banda Aceh Visit Year 2011 dan tsunami.

“Namun, bukan itu saja yang membuat cerpen ini layak jadi pemenang. Karakter tokoh anak kecil yang dibangun oleh penulisnya benar-benar hidup layaknya sebagai anak-anak. Juara dua juga bagus, tapi kehadiran tokoh anak-anak yang dimunculkan dalam cerpen tersebut terlalu dewasa dan alurnya sedikit renggang,” paparnya.

Herman menambahkan, meskipun cerpen sebagai fiksi, tetap memiliki daya logika, selain etika dan estetika sehingga beberapa unsur tersebut turut jadi penilaian dewan juri.

Dewan juri dalam lomba ini yaitu Mohd. Harun (dosen Unsyiah), Denni Iskandar (unsur pendidikan), dan Herman RN (sastrawan). []

Redaksi
Redaksihttp://www.acehkita.com
ACEHKITA.COM hadir sejak 19 Juli 2003. Kami bisa dihubungi via @acehkita, redaksi[at]acehkita[dot]com

Baca Tulisan Lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Stay Connected

0FansLike
21,903FollowersFollow
24,500SubscribersSubscribe
- Advertisement -

TERBARU