Friday, April 26, 2024
spot_img

Surat untuk Presiden

INGIN juga kutulis sepucuk surat untuk presiden. Maklum, sebagai seorang warga yang hidup di negara demokrasi, semua rakyatnya bebas menyampaikan pendapat. Sebagaimana tertuang dalam UUD 1945.

Namun, saya belum punya alamat yang jelas. Maklum, saya seorang masyarakat awam. Tidak punya jaringan ke orang namor satu itu. Belum punya kekuasaan dan jabatan, juga tidak berpartai politik.

Saya hanya seorang warga negara yang biasa. Yang sehari-hari mondar-mandir ke sana-sini khususnya di pusat kota yang namanya dikenal sebagai kota bandar wisata islami meski prilaku orangnya tidak begitu islami.

Nah, lalu kenapa saya ingin menulis surat untuk presiden yang berada di Istana sana? Karena saya terinspirasi dari sebagian orang di kota ujung paling barat nusantara. Dalam seminggu ini saja telah ada dua surat yang dibuat khusus untuk ditujukan kepada Bapak Presiden.

Lho, apa kaitannya dengan saya? Jawab saya, kepingin juga ah sesekali seperti mereka. Karena atas dasar tadi, semua warga itu bebas menyampaikan pendapat. Makanya saya juga ingin menyampaikan pendapat, yakni lewat sepucuk surat.

Tapi, hingga saat ini saya tidak tahu persis apa isi kedua surat yang dialamatkan untuk Presiden itu. Yang pasti bukan surat cinta.

Sekilas yang saya tahu, surat yang pertama berisi permintaan tunda pelaksanaan pemilihan kepala daerah. Dan surat yang kedua, justru sebaliknya. Surat itu berisi sejumlah alasan bahwa pemilihan kepala daerah bisa dilakukan sesuai jadwal yang ditetapkan oleh KIP Aceh, tanpa penundaan.

Wah, dahsyat bukan!? Kedua surat yang ditujukan untuk Bapak Presiden itu isinya saling bertentangan antara surat pertama dengan surat yang kedua. Mestinya kan sama? Karena surat itu sama-sama berasal dari satu daerah, satu momentum besar jua.

Lalu bagaimana dengan isi surat saya?

Belum kutulis juga surat itu. Karena saya masih berpikir tentang alamatnya. Sesudah kutulis surat ini, lalu mau kukirimkan ke mana? Kan alamatnya belum ada?

Atau, jangan-jangan kedua surat itu ditulis dalam rangka mengikuti lomba menulis surat untuk presiden? Tentu bukan. Semoga saja bukan. Karena biasanya lomba menulis surat untuk Presiden itu cuma diadakan bagi anak-anak, bukan untuk orang dewasa. Dan seperti yang sama-sama kita ketahui bahwa kedua surat itu ditulis oleh orang-orang dewasa, yang konon memiliki kekuasaan dan jabatan serta memiliki jaringan yang luas hingga ke Istana sana. Jelas tidak mungkin surat itu ditulis untuk lomba.

Akhirnya, kuurungkan niatku untuk menulis surat itu. Karena saya merasa tidak memiliki kepentingan, juga tidak punya alamat yang lengkap. Sedangkan mereka? Pasti berkepentingan. Tentu bukan sedang mengikuti lomba menulis surat untuk Presiden.

Namun apakah kepentingan itu demi kebaikan bagi seluruh rakyat? Kalau ya, silakan. Tapi kalau tidak, na’uzubillah. Kiranya apa yang telah dilakukan mereka benar-benar didasari atas kebaikan bersama untuk rakyat Aceh, bukan demi kepentingan pribadi dan kelompoknya saja. []

Mahasiswa, berdomisili di Banda Aceh, pemilik akun twitter @husainiende

Redaksi
Redaksihttp://www.acehkita.com
ACEHKITA.COM hadir sejak 19 Juli 2003. Kami bisa dihubungi via @acehkita, redaksi[at]acehkita[dot]com

Baca Tulisan Lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Stay Connected

0FansLike
21,903FollowersFollow
24,500SubscribersSubscribe
- Advertisement -

TERBARU