Thursday, May 2, 2024
spot_img

Peringatan 18 Tahun Tsunami Aceh Dipusatkan di Kuburan Massal Siron

BANDA ACEH | ACEHKITA.COM – Peringatan 18 tahun Tsunami Aceh dipusatkan di pemakaman massal Gampong Siron, Ingin Jaya, Aceh Besar, pada Senin (26/12/2022). Acara dirangkai dengan doa bersama hingga tausiah.

Peringatan 18 tahun tsunami Aceh dihadiri oleh Wali Nanggroe Aceh, Paduka Yang Mulia (PYM) Malik Mahmud Al-Haythar; Ketua DPRA, Saiful Bahri; Anggota DPR RI, Illiza Sa’aduddin Djamal; Kapolda Aceh, Irjen Pol Ahmad Haydar; Pangdam Iskandar Muda, Mayjen TNI Mohammad Hasan; Kajati Aceh, Bambang Bachtiar, Pj Bupati Aceh Besar, Muhammad Iswanto; serta para Kepala SKPA dan pejabat lainnya.

Penjabat Gubernur Aceh Achmad Marzuki mengatakan, tsunami tak semata meninggalkan kesedihan, tapi juga pembelajaran tentang pentingnya kebersamaan untuk bangkit pascabencana.

“Bagaimana komunitas internasional bergerak bersama membantu meringankan beban masyarakat Aceh. Perhatian masyarakat internasional ini menjadi pembelajaran berharga bagi kita semua, bahwa upaya untuk bangkit, upaya untuk maju tidak bisa dilakukan sendiri, semua harus dilakukan secara bersatu padu dan bersama-sama,” ujar Achmad Marzuki.

Dalam sambutannya, Pj Gubernur juga menegaskan, seluruh elemen masyarakat boleh memberikan sumbangsihnya dalam membangun Aceh. “Kita bisa bersama-sama terus membangun Aceh tanpa melihat dari mana dia, apa suku dia, apa bangsa dia dan lain sebagainya. Dalam situasi bagaimana pun kita tetap harus bersatu padu untuk membangun Aceh,” sambungnya.

Menurutnya, momentum peringatan tsunami ini harus dijadikan sarana memperkuat persatuan dan kesatuan kita untuk membangun Aceh agar bisa lebih maju ke depan.

Tgk H Muhammad Yusuf A Wahab dalam tausiah singkatnya menjelaskan, bahwa tsunami adalah cara Allah untuk mengingatkan hamba-hambanya untuk mendekat padaNya. Tsunami adalah bencana yang sarat dengan pembelajaran dan sarana pengingat.

“Tsunami menyadarkan kita, bahwa saat musibah datang, kita tidak bisa bangkit sendiri. Sebagai makhluk sosial kita butuh bantuan dan uluran tangan orang lain. Inilah yang Allah contohkan dengan bangkitnya solidaritas global membantu Aceh, dari berbagai negara dan lintas agama, semua turun dan membantu Aceh. Ini bukan hanya hal yang harus kita syukuri, tetapi juga penuh dengan pembelajaran-pembelajaran,” ujar ulama yang akrab disapa Tu Sop itu.

Katanya, iman dan amal saleh adalah ‘bangunan’ yang tidak akan pernah runtuh sebesar apapun bencana datang. “Orang beriman dan gemar beramal saleh tidak akan pernah takut dengan kehancuran akibat gempa, karena bangunan iman dan amal salehnya tetap kokoh. Ini yang harus kita wariskan kepada generasi masa depan,” kata Tu Sop.

 

Baca Tulisan Lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Stay Connected

0FansLike
21,903FollowersFollow
24,500SubscribersSubscribe
- Advertisement -

TERBARU