BANDA ACEH | ACEHKITA.COM – Selama Februari lalu, Banda Aceh dan Lhokseumawe tercatat sebagai kota dengan inflasi dan deflasi terendah di Sumatera, lapor Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh, Senin (1/3).
Banda Aceh dengan angka inflasi terkecil di Sumatera yaitu 0,07 persen. Kondisi berbalik dialami Lhokseumawe, mengalami deflasi 0,23 persen. “Secara umum Aceh mengalami deflasi 0,08 persen,” kata Kepala BPS Aceh Syech Suhaimi di Banda Aceh.
Inflasi di Banda Aceh dipicu akibat naiknya Harga Indek Konsumen (IHK) dari 118,21 pada Januari lalu menjadi 118,29 selama Februari 2010.
Inflasi terjadi akibat adanya kenaikan harga pada sejumlah subsektor dan kelompok barang. Kelompok bahan makanan, seperti tongkol, beras, rokok kretek filter dan lainnya, menjadi penyumbang terbesar infalsi di Banda Aceh. Sektor pendidikan, rekreasi, dan olahraga juga memberi andil besar terhadap inflasi.
Kota Lhokseumawe yang mengalami deflasi 0,23 persen, dipicu karena turunnya IHK dari 120,09 pada Januari 2010, menjadi 119,81 selama bulan lalu. “Penurunan terjadi pada dua subsektor yakni kelompok sandang dan kelompok kesehatan masing-masing 0,14 persen dan 0,43 persen,” ujar Suhaimi.
Laju inflasi pada Februari di kota Banda Aceh 0,60 persen, sedang Lhokseumawe minus 0,02 persen. Untuk Aceh lajunya mencapai 0,31 persen. Inflasi Year on Year (Februari 2009-Februari 2010), Banda Aceh sebesar 4,49 persen dan Kota Lhokseumawe 3,99 persen.
BPS Aceh memperkirakan, agregat inflasi di Bumi Iskandar Muda mencapai 4,25 persen, berada di atas nasional yang sebesar 3,41 persen.
Di Sumatera, Kota Tanjung Pinang mengalami inflasi tertinggi selama Februari lalu, sebesar 0,46 persen. Sementara deflasi tertinggi di Pulau Andalas dialami Padang Sidempuan, dengan besaran 0,43 persen. []