KUTEPANANG | ACEHKITA.COM — Sedikitnya 337 jiwa atau 97 keluarga warga Desa Timang Rasa, Kecamatan Kutepanang, Aceh Tengah, menjadi korban gempa. Namun, kondisi mereka memprihatinkan karena hingga siang tadi belum tersentuh bantuan.
Pantauan acehkita.com, korban gempa di Timang Rasa tinggal berkelompok di tenda-tenda darurat di dekat rumah yang hancur akibat gempa Selasa lalu. Tidak banyak bantuan yang mereka peroleh. Halimah, 70 tahun, misalnya, mengaku baru memperoleh bantuan berupa tiga bambu beras, telur ayam, dan air mineral.
Halimah yang merupakan janda terpaksa menumpang di tenda milik orang lain. Rumah berkonstruksi kayu miliknya hancur setekah amblas akibat tanah longsor.
“Saya berharap ada yang membantu kami di sini,” kata Halimah, Sabtu (6/7/2013).
Hal senada dikemukakan Safrinsyah. Pascagempa yang menghancurkan kampung mereka, bantuan tak banyak mengalir. “Ke mana bantuan 40 ton bagi korban gempa Bener Meriah dan Aceh Tengah,” kata Safrinsyah.
Pengakuan para korban gempa ini tak berlebihan. Saat acehkita.com menyambangi desa itu, bantuan yang terlihat hanya penyaluran air bersih dan pembagian sayur-sayuran. Sayur mayur itu merupakan bantuan seorang warga di Lampahan, Kecamatan Timang Gajah, Bener Meriah.
Kepala Dusun Panjer Akmal menyebutkan, sejak gempa mereka baru memperoleh bantuan dari BRI Peduli dan Dinas Sosial. “Warga sangat membutuhkan bantuan berupa tenda, selimut, makanan, obat-obatan, dan air bersih,” kata Akmal pada acehkita.com. “Kami juga membutuhkan susu untuk anak-anak balita kami.”
Timang Rasa bukan hanya satu kampung yang nyaris tak tersentuh bantuan. Pemandangan serupa terlihat di Pantan Jerik dan Bukit Rata. Bantuan terkonsentrasi di posko di Ratawali, Kecamatan Kutepanang. Desa Timang Rasa, Pantan Jerik, dan Bukit Rata merupakan desa yang terletak di atas pegunungan Lukuk Sabun. Untuk mencapai daerah ini, harus menempuh perjalanan sejauh sekitar 40 kilometer dari Takengon, ibukota Aceh Tengah. []