BANDA ACEH | ACEHKITA.COM – Gempa 5,0 skala richter yang mengguncang Aceh Tengah Kamis pekan lalu, merusak ratusan bangunan. Pemkab Aceh Tengah menyebutkan, untuk merehabilitasi semua, butuh dana lebih Rp73 milyar.
“Baik untuk rehabilitasi maupun untuk membangun kembali dibutuhkan biaya sebesar Rp73,784 milyar,” kata Bupati Aceh Tengah Nasaruddin via rilis dikirim ke acehkita.com, Rabu (3/1).
Ia menyatakan, total rumah warga yang rusak akibat gempa di sana mencapai 602 unit. Rinciannya, 100 unit rusak berat, 502 lagi rusak ringan.
Selain itu, 22 sarana ibadah seperti mesjid dan meunasah juga rusak. Tercatat, satu meunasah dan 4 mesjid rusak berat. Selebihnya hanya rusak ringan.
Untuk sarana pendidikan, kata Nasaruddin, tercatat ada 31 sekolah yang rusak. Diantaranya 14 rusak berat, selebihnya ringan. Total kerugian di sector ini, lanjut dia, mencapai 15,639 milyar.
Proses belajar mengajar di sekolah yang rusak ini tetap berjalan seperti biasa, di antaranya pada tenda darurat, sebagiannya menumpang di sekolah lain, kata Bupati.
Sementara di sector pelayanan kesehatan, sebanyak 13 unit sarana pendukungnya rusak, terdiri dari Puskesmas Pembantu, Poliklinik Desa, rumah dokter dan tenaga medis. “Rekontruksinya dibutuhkan biaya Rp2.325 milyar,” sebut Nasaruddin.
Ratusan bangunan yang rusak itu terbagi pada 14 kecamatan di Aceh Tengah. Tiga kecamatan yang mengalami dampak paling parah saat gempa melanda, Kamis malam, pecan lalu yakni Ketol, Kute Panang dan Silih Nara.
Bupati Nasaruddin menyebutkan, laporan tentang kerusakan dan kebutuhan dana rehabilitasi dan rekontruksi gempa di Aceh Tengah, sudah disampaikan ke Pemerintah Pusat melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang beberapa waktu lalu turun ke sana.
Pascagempa, Nasaruddin memastikan bahwa aktivitas masyarakat di Tanah Gayo sudah berjalan normal, meskipun dampak atau ekses yang ditimbulkan masih membutuhkan perhatian selanjutnya. Pemkab Aceh Tengah, sambung dia, sukses menangani masa panik akibat musibah gempa.[]