Monday, April 29, 2024
spot_img

“Kami Terpisah Setelah Dihantam Ombak” | Kesaksian ABK Artika

SABANG | ACEHKITA.COM — Lima korban tenggelam Kapal Motor Artika yang membawa beras dari Penang, Malaysia, menuju Sabang, Aceh, ditemukan oleh nelayan pada Jumat (3/8) sore. Saat ditemukan, kelima korban dalam keadaan sangat lemah dan dua di antaranya tidak sadarkan diri.

Agus Setyadi/ACEHKITA.COM
Mereka ditemukan oleh para nelayan setelah terombang-ambing selama 24 jam di laut –mulai dari lokasi hilang kontak kapal di antara perairan Laweueng dan Krueng Raya, hingga ditemukan di sekitar Pulau Rondo, Sabang. Sedangkan lima korban lainnya hingga kini belum ditemukan. Bagaimanakah kronologi tenggelamnya kapal motor tersebut hingga mereka ditemukan di laut Pulau Rondo?

Idham Siagian (50), terbaring lemah di sebuah ranjang di Rumah Sakit Umum Daerah Sabang. Di tangan kirinya, jarum infus terpasang. Ia merupakan salah seorang awak kapal Artika yang ditemukan selamat di sekitar Pulau Rondo.

Idham mengenang ketika pada Rabu, 1 Agustus, kapal mereka meninggalkan Penang, Malaysia, dengan membawa muatan berupa 250 ton beras dan dua ton bawang. Kapal berkonstruksi kayu tersebut mengangkut beras milik saudagar Sabang, H. Hamdani. Itu merupakan beras untuk persiapan menyambut lebaran Idul Fitri.

Pada hari kedua berlayar yakni pada Kamis (2/8), kapal milik salah seorang warga Tanjung Balai itu masih dalam kondisi baik. Tidak ada yang ganjil pada kapal tersebut. Perjalanan Malaysia-Sumatera, bukan rute baru bagi KM Artika.

Kapal dengan 10 awak itu lalu-lalang melintasi perairan internasional untuk mengangkut gula atau beras. Namun naas menyambangi kapal itu, pada pelayaran Penang-Sabang mengangkut kebutuhan lebaran itu.

Petaka itu dimulai ketika matahari semakin rebah ke barat, sekitar pukul 15.00 WIB, kapal tersebut mengalami kebocoran pada lambung.

“Semua ABK diperintahkan untuk membuang air yang sudah masuk ke dalam kapal, namun tidak berhasil,” kata Idham kepada acehkita.com, Ahad (5/8). Saat mengenang peristiwa ini, Idham menitikkan air mata.

Air laut terus masuk ke dalam kapal. Kapten kapal, Riswal, memerintahkan anak buahnya untuk membuang sebagian muatan kapal ke laut. “Agar kapal tidak tenggelam,” kata dia.

Dalam kepanikan itu, seorang ABK menghubungi pemilik barang, untuk memberitahukan bahwa kapal tersebut mengalami kebocoran di bagian lambung. Mereka meminta bantuan untuk penyelamatan.

“Namun, bantuan tersebut telat datang. Jika bantuan cepat kami akan selamat semua,” kisahnya.

Beberapa saat setelah kapal bocor, air semakin banyak masuk ke dalam kapal. Melihat kondisi kapal hampir tenggelam, kapten kapal memerintahkan semua ABK untuk memakai pelampung dan melompat ke laut.

“Di dalam kapal ada sekoci satu. Tapi kami tidak sempat mengambilnya,” ujarnya.

Mendapat perintah untuk melompat, kesepuluh ABK termasuk nahkoda kemudian melompat sambil memegang seutas tali agar semua ABK tidak terpisah. Usaha mereka untuk tidak berpisah dari semua ABK sia-sia akibat ombak tinggi dan arus laut yang tidak menentu.

“Kami berpisah setelah ada ombak besar. Kami terpisah. Waktu pertama kapal tenggelam kami bersama-sama dengan memegang seutas tali,” lanjut Idham.

Mereka kemudian bertahan di tengah laut lepas sebelum akhirnya ditemukan oleh para nelayan di kawasan Pulau Rondo, setelah terombang-ambing selama 24 jam. Ketika ditemukan, kondisi mereka lemas akibat dehidrasi (kekurangan cairan).

Idham berharap segera bisa kembali berkumpul bersama anak dan istrinya di Tanjung Balai. “Untuk berlayar kembali, saya pikir-pikir dulu,” kata dia.

Lelaki asal Tanjung Balai ini berharap lima temannya yang lain segera ditemukan, dalam kondisi selamat. Kapten Riswal yang juga dirawat sebangsal dengan Idham, terlihat syok. Menurut paramedis, ia dalam kondisi trauma, apalagi ketika mengenang lima anak buahnya yang belum diketahui nasibnya.

Sedangkan korban lainnya tidak bisa diajak wawancara karena saat acehkita.com bertandang ke rumah sakit tersebut empat korban lainnya masih lemah. []

Redaksi
Redaksihttp://www.acehkita.com
ACEHKITA.COM hadir sejak 19 Juli 2003. Kami bisa dihubungi via @acehkita, redaksi[at]acehkita[dot]com

Baca Tulisan Lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Stay Connected

0FansLike
21,903FollowersFollow
24,500SubscribersSubscribe
- Advertisement -

TERBARU