Tiga bulan sudah nestapa gempa 6.2 Scala Richter mengguncang dataran tinggi Gayo, hampir semua warga menata hidup dan mulai membangun kembali rumah dari puing-puing bekas serta sebagian mendirikan bangunan permanen dari kocek pribadi. Warga enggan berlama-lama di pengungsian karena tak nyaman untuk anak-anak dan orang tua.
Sekolah dan rumah ibadah masih tampak berdinding triplek terlihat dimana-mana, murid sekolah harus rela berbagi ruangan dengan kakak kelasnya. Kondisi tidak nyaman ini terlihat jelas di beberapa lokasi seperti di Kute Panang, Aceh Tengah dan Kabupaten Bener Meriah.
Pemerintah Aceh membutuhkan dana rehabilitasi dan rekonstruksi di Aceh Tengah dan Bener Meriah sekitar Rp 1,7 triliun. Pemerintah pusat telah menganggarkan Rp 900 miliar dan sisanya menjadi tanggungan Pemerintah Aceh yang hingga sekarang belum terealisasi untuk membangun Gayo agar tak retak abadi.
Berikut rekaman lensa denyut kehidupan warga pasca gempa di Aceh Tengah dan Bener Meriah;













