BANDA ACEH | ACEHKITA.COM — Rabu malam (22/2), International Centre for Aceh and Indian Ocean Studies (ICAIOS) bekerjasama dengan Liga Kebudayaan Komunitas Tikar Pandan akan menggelar diskusi publik tentang Hamzah Fansuri di Episentrum Ulee Kareng, Banda Aceh.
Sebagaimana disebutkan oleh Komunitas Tikar Pandan selaku penyelenggara dalam rilis yang dikirim ke redaksi acehkita.com, mereka mengundang masyarakat luas untuk menghadirinya. Jadi diskusi ini sifatnya terbuka untuk siapa saja. Anda berminat? Silakan hadir.
Diskusi tentang Hamzah Fansuri yang dikenal sebagai Bapak Sastra Melayu bakal dilangsungkan usai salat Isya bersama Prof. Jan van der Putten dan Syarifuddin M.A., Ph.D.
Jan van der Putten adalah Associate Professor bidang Literatur Melayu di Departement Kajian Melayu, National University of Singapore. Mengajar dengan fokus literature melayu lama dan baru, juga tertarik dengan seni seperti film dan teater. Minat kajiannya antara lain studi naskah, budaya popular, film dan komik.
Beberapa publikasinya antara lain: Translation in Asia. Theories, Practices, Histories (Manchester UK: St Jerome, co-edited book dengan Ronit Ricci), Lost Times and Untold Tales from the Malay World (Singapore: NUS Press, co-edited dengan Mary Kilcline Cody). Dia menyelesaikan PhD-nya di Universitas Leiden, Belanda dengan disertasi “His Word is the Truth. Haji Ibrahim’s Letters and Other Writings” (Leiden:2001).
Sementara Syarifuddin M.A, Ph.D adalah dosen pada Fakultas Adab IAIN Ar-Raniry. Alumni Pondok Modern Gontor ini menyelesaikan pendidikan S1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan S2 di IAIN Ar-Raniry. Tesisnya tentang “Doktrin Wujudiyah dalam Syair Hamzah Fansuri; Kajian Hermeneutika atas Karya Sastra Hamzah Fansuri” sudah diterbitkan menjadi buku.
Ia menyelesaikan PhD-nya di Universitas Neelain, Khartoum Sudan dengan disertasi tentang “Nadharat Al-Manfaluthi Wa Ittijahatuhu Al-Ijtima’iyah: Dirasah Washfiyah Tahliliyah Lil Kitab An-Nadharat” (Pandangan Al-Manfaluthi dan Orientasi Sosialnya: Studi Analisa Deskriptif atas Kitab An-Nadharat. Dalam kesehariannya, Syarifuddin juga dikenal dengan Cek Din Solong, merujuk salah satu warung kopi di Aceh yang sangat terkenal. []