Friday, April 26, 2024
spot_img

Cara Pondok Pesantren Darunnajah Memutus Rantai Penularan Virus Corona

Penerapan protokol kesehatan yang ketat dilakukan Pondok Pesantren Darunnajah Jakarta menjadi kunci untuk memutus mata rantai penularan virus corona (COVID-19). Pimpinan Darunnajah Sofwan Manaf Seperti menyampaikan lima langkah yang dilakukan pihaknya dalam menekan penyebaran COVID-19.

“Pertama, menerapkan satu pintu atau “one gate system” guna membatasi lalu lintas orang yang masuk. Penerapan ini membuat interaksi santri dengan masyarakat menjadi mudah terpantau,” ujar Kyai Sofwan dilansir laman resmi covid19.go.id pada Jumat (16/10).

Hal tersebut disampaikan Kyai Sofwan dalam talkshow “Sosialisasi Iman, Aman, dan Imun Hadapi Covid-19” di Media Center Satgas Penanganan COVID-19 Graha BNPB kemarin.

Kedua, wajib pakai masker selama di lingkungan pondok pesantren, bagi santri, guru, dan pengelola dan memberikan denda Rp 250.000 bagi pelanggarnya.

Ketiga, mewajibkan guru dari luar yang mengajar tinggal di pondok pesantren atau memilih mengajar melalui daring agar tidak menularkan pada santrinya.

Keempat, membatasi kunjungan orangtua santri selama masa pandemi, yakni 80 orang per minggu. Orangtua santri pun perlu melakukan pendaftaran online sebelumnya.

Kelima, bagi santri yang akan datang ke pondok pesantren harus melalui empat tahap, misalnya rapid test. Kemudian setelah hasilnya negatif santri diwajibkan menjalani isolasi mandiri sebelum bergabung dengan santri lainnya.

“Saat berkunjung wali santri juga diberikan jarak dua meter saat bertemu santri dan tidak boleh bersentuhan badan,” ujar Kyai Sofwan melalui zoom.

Tips Hindari COVID-19 di Pesantren

Pimpinan Darunnajah Sofwan Manaf mengatakan 17 pondok pesantren yang dikelolanya sudah melakukan belajar tatap muka dan sisanya dua pesantrennya, di Jakarta dan Bogor, masih belajar daring (online). Dari seluruh Pondok Pesantren Darunnajah total tercatat 13.500 santri yang belajar di pondok pesantren tersebut.

Ia mengungkapkan selama pandemi ini hanya satu kampus yang terpapar COVID-19 melalui salah seorang santrinya. Virus corona diduga tertular dari keluarga. Namun tim Satgas Ponpes Darunnajah cepat melakukan tindakan dengan membawa anak tersebut melakukan swab test dan seluruh santri di pondok menjalani rapid test oleh dinas kesehatan terkait.

“Koordinasi Satgas Darunnajah dan Dinkes bagus sekali sehingga langkah cepat ini langsung bisa menekan penyebaran virus Covid-19,” ujarnya.

Keberhasilan menekan penyebaran virus di pesantren yang dipimpinnya itu, lanjut Kyai Sofwan, dilakukan dengan menerapkan satu pintu masuk atau yang disebut “one gate system” guna membatasi lalu lintas orang.

“Biasanya dari kasus seperti pesantren itu karena ada orang keluar masuk dan bersentuhan dengan pihak luar, kemudian kembali ke pesantren,” sebutnya.

Selain pembatasan akses masuk, Satgas Pondok Pesantren Darunnajah juga menegakkan peraturan tambahan kepada santrinya yang akan masuk ke pasantren dengan empat tahap, salah satunya adalah melakukan isolasi mandiri sebelum bergabung dengan santri lainnya.

Selain itu aturan menggunakan masker bagi santri, guru, dan pengelola di lingkungan pesantren. Bahkan, khusus untuk menggunakan masker, siapapun yang ketahuan tanpa masker maka dikenakan sanksi denda Rp 250.000.

“Memang mengubah perilaku dari tak siap menjadi siap itu harus dipaksa,” paparnya.

Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan COVID-19, Sonny Harry D. Harmadi mengatakan pesantren diharapkan jadi ujung tombak di masyarakat dalam mensosialisasikan perubahan perilaku guna menekan virus corona melalui keteladanan dan edukasi.

Pondok pesantren merupakan kumpulan kaum cendikiawan, selain menerapkan pada dirinya juga memberitahukan kepada masyarakat.

“Kyai ini menjadi teladan bagi masyarakat sekitarnya sehingga sosialisasi yang dilakukan sangat efektif. Pondok Pesantren Darunnajah bisa menjadi contoh bagi pondok-pondok pesantren lainnya di Indonesia dalam menerapkan protokol kesehatan,” kata Sonny.

Sonny menambahkan selain aturan ketat yang sudah diterapkan, pesantren juga bisa menerapkan santrinya menggunakan peralatan pribadi dalam kegiatan sehari-hari. Misalnya peralatan makan dan beribadah guna menghindari penyebaran virus.

Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito mengatakan perubahan perilaku paling penting dalam mengantisipasi penyebaran virus corona. Alasannya, penularan virus corona ini dari manusia yang masuk melalui mata, hidung, dan mulut.

“Perubahan perilaku ini menjadi penting. Pakai masker, jaga jarak dan menghindari kerumunan, serta cuci tangan pakai sabun di air mengalir upaya efektif menangkal Covid-19,” ujarnya.[]

Baca Tulisan Lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Stay Connected

0FansLike
21,903FollowersFollow
24,500SubscribersSubscribe
- Advertisement -

TERBARU