BIREUEN | ACEHKITA.COM – Menyusul dibentuknya Lembaga Badan Dayah sebagai salah satu instansi baru di Bireuen, Bupati Ruslan M. Daud mengajak para ulama untuk menyusun draf rancangan qanun yang akan dijadikan sebagai payung hukum untuk menegakkan syariat Islam di Kabupaten setempat.
“Sebagai kabupaten yang mempunyai sejumlah ulama kharismatik, dayah (pesantren-red) yang berjumlah besar, dan santri terbanyak di Aceh, maka dengan lahirnya Badan Dayah ini, nantinya lembaga ini bisa menjadi bagian yang dapat menangani berbagai persoalan keagamaan yang mengemuka di Bireuen selama ini,” ujar Bupati Bireuen Ruslan M Daud di pendopo Bupati Bireuen, Jumat (28/12).
Sebelumnya, kata Ruslan, beberapa waktu yang lalu, dirinya telah mengajak para ulama yang ada di kabupaten yang dipimpinnya tersebut, untuk menyusun draf qanun yang nantinya akan diusulkan untuk dibahas DPRK Bireuen menjadi qanun.
Dikatakan, persoalan di Bireuen saat ini sangat kompleks, mulai dari masih adanya aliran sesat seperti yang terjadi baru-baru ini, serta untuk menertibkan salon, para waria, dan warnet yang banyak bertumbuhan.
Di Bireuen, saat ini banyak salon dan warnet yang perlu ditertibkan keberadaannya. Para waria, juga akan ditertibkan dan warnet akan diawasi secara ketat, karena ada warnet yang buka selama 24 jam, dan biliknya dibuat tinggi.
“Warnet seperti ini, kita khawatirkan akan disalahgunakan oleh pengunjung, terutama para remaja nantinya,” kata Ruslan yang turut didampingi Wakil Bupati Bireuen.
Untuk mendirikan pesantren, lanjut Ruslan, juga nantinya akan di atur dalam qanun, seperti persyaratan apa saja yang harus dipenuhi. “Saya berharap, implementasi penegakan syariat Islam di Bireuen bisa berjalan dengan baik. Makanya ulama kita libatkan untuk menyusun draf yang akan dijadikan sebagai qanun ini,” ujarnya.
Selain itu, Ruslan juga akan menaikkan gaji geusyik lebih besar dari sebelumnya, yang dikatakannya sebagai prioritas dalam pemerintahannya. Hanya saja, Ruslan tidak menyebutkan berapa besaran kenaikan jerih geusyik.