Friday, May 3, 2024
spot_img

UGM Gelar Refleksi 7 Tahun Tsunami Aceh

YOGYAKARTA | ACEHKITA.COM – Dalam rangka refleksi 7 tahun tsunami Aceh, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta menggelar seminar nasional bertema peningkatan peran perguruan tinggi dalam manajemen bencana di Ruang Seminar Lantai 5 Gedung Lengkung Sekolah Pascasarjana UGM, Kamis (22/12)

Dalam Term of Reference (TOR) disebutkan, kegiatan ini dimaksudkan untuk mengetahui perkembangan terakhir kondisi Aceh setelah 7 tahun kejadian tsunami dan untuk mendorong komitmen serta deklarasi terbentuknya Asosiasi Mahasiswa Peduli Bencana.

Indonesia dikenal sebagai negara yang rawan akan terjadinya bencana alam. Sayang, saat ini masih terjadi kesenjangan antara besarnya ancaman bencana dengan sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki untuk ikut serta dalam upaya pengurangan risiko dan penanggulangan bencana. Di sinilah peran perguruan tinggi sebagai centre of excellence dibutuhkan.

Salah satu peran yang dapat dilakukan kalangan perguruan tinggi ialah melalui jalur pendidikan yang berbasis penelitian. “Penelitian-penelitian tentang persoalan kebencanaan sangat terbuka dilakukan oleh perguruan tinggi. Hasil penelitian tersebut akan sangat bermanfaat bagi pengelolaan dan penanganan masalah bencana alam di tanah air,” tutur Kaprodi Magister Manajemen Bencana Sekolah Pascasarjana UGM, Prof. Dr. Sudibyakto, M.S., dalam Seminar Nasional Peningkatan Peran Perguruan Tinggi dalam Manajemen Bencana, Kamis (22/12), di Sekolah Pascasarjana UGM, Yogyakarta.

Sudibyakto menambahkan perguruan tinggi sebagai masyarakat akademik yang mempunyai berbagai keahlian sangat diperlukan dalam program Pengurangan Risiko Bencana (PRB). Tidak dipungkiri bahwa peranan perguruan tinggi yang tergabung dalam dalam kelompok-kelompok kerja penelitian, pendidikan, dan pengembangan masyarakat juga ikut merespon baik pada masa sebelum terjadi bencana, masa tanggap darurat, dan periode rehabilitasi, dan rekonstruksi.

Dalam hal ini, UGM tidak dapat berperan sendiri, tetapi membutuhkan dukungan perguruan tinggi lain. Untuk itulah, dalam kesempatan tersebut digagas pembentukan Asosiasi Mahasiswa Peduli Bencana, yang antara lain beranggotakan UGM, UPN, UII, UNY, UMY, Universitas Negeri Malang, dan Universitas Bengkulu. “UGM saja tentu tidak akan mampu, maka dibentuklah Asosiasi Mahasiswa Peduli Bencana dari beberapa perguruan tinggi yang ada,” tambah Sudibyakto, yang juga menjadi unsur pengarah Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Di tempat yang sama, Sekjen PMI, Ir. Budi Atmadi Adiputro, banyak bercerita tentang pengalamannya dalam penanggulangan bencana gempa bumi dan tsunami di Aceh, 26 Desember 2004. Budi yang kala itu menjabat Kepala Staf Operasi Penanggulangan Bencana Aceh menyampaikan kata kunci dalam penanggulangan bencana, yakni cepat, tanggap, dan terkoordinasi. “Dari pengalaman penanggulangan bencana yang selama ini telah kita lakukan, tiga kata kunci yang harus dipegang, yaitu cepat, tanggap, dan harus terkoordinir,” ujar Budi.

Di samping cepat, tanggap, dan terkoordinasi, yang tidak boleh ditinggalkan dalam penanggulangan bencana ialah tetap mengedepankan rasa kemanusiaan di atas segalanya. Peran perguruan tinggi sangat penting dalam upaya penanggulangan bencana di tanah air. Melalui berbagai penelitian dan pengembangan iptek yang dihasilkan oleh perguruan tinggi sangat diharapkan kontribusinya dalam upaya pengurangan risiko dan penanggulangan bencana. “Semua hal harus tetap dipertimbangkan, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan upaya preventif dalam penanggulangan bencana di tanah air,” jelas Budi Atmadi. [ugm.ac.id]

Redaksi
Redaksihttp://www.acehkita.com
ACEHKITA.COM hadir sejak 19 Juli 2003. Kami bisa dihubungi via @acehkita, redaksi[at]acehkita[dot]com

Baca Tulisan Lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Stay Connected

0FansLike
21,903FollowersFollow
24,500SubscribersSubscribe
- Advertisement -

TERBARU