BANDA ACEH | ACEHKITA.COM — Sebanyak 226 orang penghuni rumah tahanan kelas 2A Banda Aceh yang terletak di Desa Kajhu, Kecamatan Baitussalam, Senin (19/4) pagi, memprotes perlakuan pihak Rutan yang dinilai tidak manusiawi. Aksi protes yang menimbulkan kepanikan para sipir itu dilakukan tahanan dengan menggoyang jeruri besi yang berada di blok II rutan tersebut.
Para penghuni rutan yang terdiri atas penghuni lapas itu juga enggan menyantap makanan yang disediakan pihak rutan. Mereka juga tidak bersedia mengiku sidang sebagai bentuk protes. Akibatnya mobil tahanan yang telah menunggu sejak pagi, gagal membawa mereka ke Pengadilan Negeri Banda Aceh.
Tidak diketahui pasti tuntutan dari para penghuni rutan tersebut. Sejumlah sipir langsung menutup pintu ketika sejumlah wartawan meminta izin masuk ke rutan. Kepala rutan juga tidak bersedia ditemui. “Dari mana, o wartawan tidak bisa,” kata seorang sipir sambil menutup pintu rutan.
Sementara itu seorang penghuni lapas menyebutkan protes tersebut karena mereka merasa diperlakukan tidak manusiawi. “Nasi yang dikasih sering terlambat dan tidak layak untuk dimakan. Waktu kami juga sangat dibatasi,” kata seorang penghuni rutan yang enggan namanya ditulis.
“Ada 11 tuntutan, salah satunya menuntut Lisa Beta hardianto (Ka. Rutan-red) diganti,” ungkap pria yang ditemui di luar rutan karena telah bebas tersebut kepada wartawan.
Menurutnya, aksi yang dimulai sejak pukul 08.00 pagi tersebut nyaris merubuhkan jeruji besi. Jumlah sipir yang tak sebanding membuat petugas terpaksa mendatangkan polisi dari Mapoltabes Banda Aceh. Namun kedatangan personel polisi tersebut tidak mampu menenangkan penghuni rutan.
Aksi goyang pintu jeruji baru reda ketika Kepala Divisi Lembaga Permasyaratan Departemen Hukum dan HAM Aceh Jauhar Fardin hadir di lokasi. Kepada penghuni rutan ia berjanji akan menampung keluhan penghuni rutan tersebut. []