Saturday, April 27, 2024
spot_img

Suplai Macet, Warga Antre Minyak Tanah

BANDA ACEH | ACEHKITA.COM — Seratusan warga Desa Gue Gajah, Kecamatan Darul Imarah, Aceh Besar, harus mengantre untuk mendapatkan minyak tanah, karena pasokan minyak tanah yang masuk ke wilayah tersebut tidak lancar.

Abdul Munar/ACEHKITA.COM
Warga mulai terlihat mengantre sejak pukul 08.00 WIB ketika mobil Pertamina yang membawa minyak tanah tiba di pangkalan. Sementara warga sudah berdesakan berada di lokasi dengan membawa jerigen yang diikatkan berbaris panjang di kawasan itu.

“Kami sudah sepekan ini sulit mendapatkan minyak tanah,” kata Mawar (50), warga Gue Gajah, Senin (6/6).

Bahkan diantara mereka ada yang datang dari desa lain untuk memperoleh minyak tanah yang beberapa bulan terakhir ini sulit diperoleh di pasaran. Yusmiati, warga Lambaro, mengaku datang dari jauh untuk mendapatkan minyak tanah dengan harga murah di pangkalan. Minyak tersebut akan digunakan untuk memasak penganan yang akan dijualnya.

Menurut Yusmiati, keluarganya masih sangat bergantung pada minyak tanah, kerena selama ini untuk memasak dan menjalankan usahanya sebagai penjual penganan, mereka masih menggunakan minyak tanah.

“Di Lambaro sangat sulit mendapatkan minyak tanah, kalau pun ada dijual eceran dengan harga mahal,” katanya.

Di pangkalan minyak tanah Desa Gue Gajah, Mata Ie, seliter minyak tanah dijual dengan harga Rp3.500. Namun harga jual di eceran bisa mencapai Rp 8.000. Sementara warga diberi jatah maksimal pembagian minyak tanah hanya empat liter

Sementara itu, menurut salah seorang petugas distribusi minyak tanah di pangkalan persediaan minyak tanah yang dijual tidak lancar. Bahkan jawal distribusi pun saat ini sudah tidak beraturan seperti dulu.

“Kemungkinannya stok tidak lancar karena adanya peralihan penggunaan bahan bakar minyak tanah ke gas,” katanya

Seiring dengan program konversi bahan bakar minyak ke bahan bakar gas, PT. Pertamina secara resmi menarik Bahan Bakar Minyak (BBM) sejak 1 Mei 2011. Persediaan minyak tanah di sejumlah pangkalan di Banda Aceh dan Aceh Besar juga mulai berkurang dan langka. []

Redaksi
Redaksihttp://www.acehkita.com
ACEHKITA.COM hadir sejak 19 Juli 2003. Kami bisa dihubungi via @acehkita, redaksi[at]acehkita[dot]com

Baca Tulisan Lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Stay Connected

0FansLike
21,903FollowersFollow
24,500SubscribersSubscribe
- Advertisement -

TERBARU