BANDA ACEH | ACEHKITA.COM — Seribuan massa yang menolak kehadiran calon independen dalam pemilihan kepala daerah di Aceh, Selasa pagi mendatangi gedung parlemen. Mereka menuntut agar dewan tidak mengakomodir calon independen dalam Qanun Pemilihan yang tengah mereka godok.
“Calon independen bertentangan dengan UUPA dan MoU Helsinki. Kami siap mati untuk mempertahankan MoU Helsinki dan UUPA,” kata seorang pendemo dalam orasinya di Jalan Teungku Muhammad Daud Beureu-eh, di depan gedung Parlemen Aceh.
Massa yang datang dari Lhokseumawe, Aceh Utara, Pidie dan sejumlah kabupaten lain berkonsentrasi di jalan di depan gedung parlemen. Polisi menutup ruas jalan Daud Beureu-eh dari Bundaran Simpang Lima. Aksi pagi ini dijaga ketat aparat kepolisian. Di gedung parlemen, polisi menyiagakan dua mobil water canon, panser, dan reo. Polda Aceh menyiagakan 1.000 hingga 2.000 polisi untuk mengamankan jalannya aksi. Hari ini, di gedung parlemen, anggota Dewan tengah mengadakan rapat paripurna pembahasan Qanun Pemilihan.
Para pengunjukrasa silih berganti melakukan orasinya. Seorang pendemo meminta agar DPRA tidak mengakomodir calon independen. “Independen tapeu-ek siat, ‘oh ka mangat hana ditem tron le,” kata seorang perempuan asal Lhokseumawe dalam orasinya. []