SUARAMU MENUSUK MERDU
—kepada Ade Ratna NSA
Suaramu menusuk merdu
Puan ayu
Tak kau lunaskan janjimu suatu malam
Tentang rajuk
Suaramu menusuk rindu
Ke jiwaku
Biarlah; biarkan waktu jalan sendiri
Biarkan ia lalu
Sedang kita menyembunyikan cerita petang hujan
Di saku baju yang sama
Untuk ditertawakan dan ditatap dalam masa paling sunyi
Bersama-sama
(Kuta Bakdrien, 19 Desember 2011)
BALADA KAMPUNG KITA
Perlu kita belajar pada angin yang
masuk pelan lewat jendela kamar
saat petang hampir usai
agar terus mencipta kedinginan dalam
hari-hari penuh kacau
kampung kita
(Banda Aceh, Desember 2011)
PESAN KEPADA FJA
Yang pulang itu adalah yang dipilih Tuhan
Seperti katamu suatu kala
Maka tabahlah, kawan
Terima saja
Tuhan tahu tentang rindu dan air mata
Maka diciptakan mereka untuk kita
Maka bersabarlah, kawan
Nikmatilah rindu kita
(Banda Aceh, 23 Desember 2011)
SAJAK TWEETY TENTANG RINDU
Bahkan aku memampuskan perih itu
Beberapa iris tersemat di pintu
Tempat ia keluar dan berlalu hingga jauh
Beberapa iris punah di senyum kalian
Seperti air mata kalian yang tak menunggu
Turun dengan jujur
Begitu jujurkah pertalian kita?
Langit kian mendung saja
Waktu tersisa tinggal berbilang jemari
Kita akan berpisah dan
Tak akan berjumpa lagi barangkali
Akan ada rindu untuk kalian, akan selalu ada
Dan kelak, bila kita sudah berjarak
Aku akan meringkuk sendiri di kamarku
Merindu Rabu, merindu Sabtu
Kelak, akan adakah sepicing ruang untuk kita memupus rindu?
Seperti sekarang saban Rabu, saban Sabtu
Dalam masa paling celaka hidupku
(Tikar Pandan, 2011)
NAZAR SHAH ALAM
Mendirikan Komunitas Menulis Jeuneurob bersama beberapa penulis muda Aceh. Sekarang sibuk menabung untuk bekal pernikahannya pada pucuk tahun depan.