BANDA ACEH | ACEHKITA.COM – Meski sudah 64 tahun Indonesia Merdeka, ribuan warga di pelosok Kecamatan Sampoiniet, Aceh Jaya hingga kini belum menikmati aliran listrik dari Pemerintah. Warga mengaku kecewa terhadap kinerja Perusahaan Listrik Negara (PLN), yang tidak menanggapi permohonan pengadaan listrik di desa mereka.
Setidaknya, ada tujuh desa di sana yang sama sekali belum teraliri arus listrik, yakni Desa Masen, Teupin Asan, Gampong Baro, Babah Dua, Sayueng Alue Gajah dan Krueng Ayon. Penduduknya ditaksir mencapai ribuan orang.
“Sudah berkali-kali kami mohon kepada PLN dan pemerintah untuk memperhatikan nasib kami, tapi belum ada respon apa-apa,” kata Fadli Syah, Geuchik Gampong Masen, saat dihubungi acehkita.com melalui sambungan telepon selular, Rabu (4/11). “Desa kami masih sangat tertinggal.”
Selama ini, kata dia, sejumlah warga di sana, tak bisa leluasa beraktivitas di malam hari, karena ketiadaan listrik. Sebagai penerang, warga bertahun-tahun mengandalkan lampu teplok dan petromak.
Khusus untuk balai pengajian, masjid dan meunasah, kata Fadli, warga berswadaya membeli genset dan menanggung biaya pembelian bahan bakarnya.
Mirisnya lagi, ketika genset rusak, kegiatan pengajian terpaksa dihentikan. “Sudah dua malam di sini (Masen-red) tidak ada pengajian, karena genset yang kami miliki ada kerusakan. Malam ini mungkin juga tidak ada,” ujar Fadli.
Pihaknya, kata Fadli, beserta petinggi desa lainnya, sudah beberapa kali memohon kepada Pemerintah Aceh Jaya dan PLN, terkait kondisi ini. “Tapi PLN beralasan, mesin di Calang tidak cukup arus untuk mengaliri ke pelosok sana,” ungkapnya.
Fadli sangat berharap Pemerintah Aceh memperhatikan mereka. “Selama ini kami dengar Pemerintah Aceh banyak uang. Kami sangat memohon dibeli mesin listrik agar listrik bisa sampai ke tempat kami,” sebutnya.
Ia juga berharap, Pemerintah Aceh dan DPR Aceh agar jangan dulu memikirkan nasibnya sendiri. “Uang yang ada sebaiknya dipakai dulu untuk membeli mesin listrik, agar rakyat sejahtera.”[]