Friday, April 26, 2024
spot_img

40 Kasus AIDS Ditemukan di Aceh

BANDA ACEH | ACEHKITA.COM. Pengindap virus HIV terus bertambah di Aceh. Dari 2004 hingga sepanJang 2009, sebanyak 40 orang warga Aceh diketahui positif AIDS. 15 diantaranya telah meninggal dunia.

“Selama 2009 saja per Oktober, ada sembilan orang yang tercatat positif AIDS. Tiga diantaranya sudah meninggal,” kata Safwan, Pengelola Program Komisi Penanggulangan Aids Provinsi (KPAP) Aceh, kepada acehkita.com, Rabu (4/11).

Kasus terbanyak, ditemukan pada 2008, yakni ada 12 orang. Selanjutnya 2007 dan sepanang 2009, masing-masing 9 kasus. Pada 2006 ada 7 kasus dan 2003 serta 2004 masing-masing ditemukan 3 kasus.

Lhokseumawe dan Langsa menduduki peringkat pertama terbanyak ditemukan kasus Aids yaitu masing-masing 4 kasus. Disusul, Aceh Timur, Aceh Utara, Bireun, Pidie Jaya, Pidie dan Aceh Besar, masing-masing 3 kasus.

Selanjutnya, di Banda Aceh, Aceh Barat, Aceh Tamiang, Simeulue, Bener Meriah dan Aceh Tengah ditemukan 12 kasus. Sedang Aceh Selatan dan Sabang hingga kini baru ditemukan 2 kasus AIDS.

KPAP Aceh mencatat, kasus Aids di Aceh didominasi oleh pria, hanya 14 orang wanita. Usia mereka berkisar antara 23 sampai 45 tahun.

“Faktor penyebabnya didominasi melalui hubungan seks, selebihnya melalui jarum suntik (IDU),” ujar Safwan.

Para pengindap Aids yang masih hidup, kata dia, kini rutin menjalani rawat jalan di rumah sakit rujukan pasien HIV dan Aids (VCT) yang tersebar di Aceh.

Ada delapan unit Voluntary Counseling and Testing (VCT) di Aceh, yaitu RSU Zainal Abidin, RS Kesdam dan RS Bhayangkara Polri di Banda Aceh. Kemudian, RSU Aceh Tamiang, RSU Langsa, RSU Cut Mutia, Lhokseumawe, RSU Sigli dan RSU Cut Nyak Dhien, Meulaboh.

Namun, kata Safwan, selain RSUZA, VCT lainnya belum memberikan pelayanan efektif kepada pasien, karena kekurangan sarana di milikinya. “Khususnya masalah obat, semua pasien harus mengambil di VCT RSU Zainal Abidin,” ujarnya.

Safwan menambahkan, 40 kasus Aids yang terungkap kini, hanya segelintir saja. Pihaknya yakin, masih banyak pengindap HIV dan AIDS di Aceh yang masih enggan ‘buka’ status karena takut didiskriminalisasi oleh masyarakat.

Hal ini diakui akan semakin memperburuk upaya menanggulangi HIV dan AIDS, karena mereka yang terindap tak bisa mendapat pengobatan layak, sehingga rentan tertular di lingkungannya.

“Cara satu-satunya adalah mengubah stigma di masyarakat,” katanya.

KPAP Aceh memperkirakan, jumlah pengindap HIV dan Aids di Aceh tahun ini 1.686 orang (1426 HIV dan 260 Aids). Sementara estimasi 2010, jumlahnya bertambah mencapai 1.916 pengindap (1627 HIV dan 289 AIDS).[]

Redaksi
Redaksihttp://www.acehkita.com
ACEHKITA.COM hadir sejak 19 Juli 2003. Kami bisa dihubungi via @acehkita, redaksi[at]acehkita[dot]com

Baca Tulisan Lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Stay Connected

0FansLike
21,903FollowersFollow
24,500SubscribersSubscribe
- Advertisement -

TERBARU