MEDAN — Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Medan mengajak anggota dan jaringannya untuk memboikot lomba foto dan video yang diselenggarakan Pusat Penerangan TNI.
“Sebagai bentuk solidaritas kepada sesama rekan jurnalis yang menjadi korban penganiayaan dan pelecehan yang dilakukan oleh prajurit TNI AU, maka AJI Medan menyatakan memboikot lomba foto dan video yang diadakan oleh Puspen TNI dalam rangka menyambut HUT ke-71 TNI,” kata Ketua AJI Medan, Agoez Perdana, Selasa (30/8/2016).
Seperti diketahui, tiga jurnalis di Medan menjadi korban penganiayaan oleh personel TNI Angkatan Udara saat meliput bentrokan TNI AU dengan warga di Kelurahan Sari Rejo, Medan Polonia, medio Agustus lalu. Hingga kini proses penanganan itu berjalan lambat.
Menurut Agoez, sebelum pihak TNI AU serius menangani kasus penganiayaan dan pelecehan terhadap sejumlah jurnalis, pihaknya mengimbau kepada seluruh anggota AJI untuk tidak meliput atau mengikuti kegiatan apapun yang dilakukan oleh TNI.
“Kami ingin menyampaikan ke Puspen TNI bahwa jurnalis tidak bisa dibeli walau dengan embel-embel lomba foto dan video berhadiah. Bagi kami yang terpenting adalah penanganan kasus ini untuk dapat segera dituntaskan dan pelakunya diseret ke peradilan militer serta komandannya juga harus bertanggungjawab,” ujar Agoez.
Sikap serupa juga ditunjukkan Pewarta Foto Indonesia (PFI) Medan. []