BANDA ACEH | ACEHKITA.COM – Potensi sumberdaya alam Aceh, khususnya di bidang pertanian, selama ini belum digarap secara maksimal untuk meningkatkan taraf ekonomi masyarakat pedesaan. Hal ini terbukti dengan masih adanya 1,5 juta hektar lahan pertanian dan perkebunan yang masih terlantar.
Gubernur Aceh Irwandi Yusuf, dalam amanatnya yang dibacakan Sekretaris Daerah Husni Bahri TOB saat pelantikan Fakhruddin sebagai kepala Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Aceh, menyebutkan, sektor pertanian dan perkebunan sangat menjanjikan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat Aceh.
Namun sangat disayangkan, 70 persen dari 1,6 juta jiwa penduduk miskin di Aceh berada di pedesaan, yang notabenenya daerah yang lahan pertanian dan perkebunan cukup luas.
“Sangat ironis, justru sektor pertanian adalah lahan pemiskinan yang paling besar di Aceh. Ketersediaan lahan kering, marginal, dan sawah terlantar mencapai 1,5 juta hektar. Seharusnya ini menjadi bukti bahwa sektor pertanian bisa menjadi andalan Aceh setiap tahunnya. Namun semua itu belum dikelola secara optimal,” kata Husni Bahri di Banda Aceh, Rabu (6/5).
Masyarakat petani di pedesaan belum menggarap optimal lahan pertanian dan perkebunan mereka. Pasalnya, para petani masih menggunakan cara-cara tradisional dalam menggarap tempat usahanya. Karenanya, Sekda berpesan agar kelompok ini diperhatikan secara serius agar pendapatan petani di Aceh meningkat.
Di sisi lain, Husni menyebutkan, sampai saat ini tingkat produktivitas usaha tani masih rendah. Produksi sawah hanya 4,2 ton per hektar; kelapa sawit hanya 5 ton CPO (minyak mentah) per hektar per tahun. Begitu juga produksi ternak dan ikan masih tergolong rendah dibandingkan dengan daerah lain.
“Keadaan itu harus diatasi sehingga petani sebagai produsen bahan pangan utama menerima pendapatan yang layak dari usaha yang dilakukannya,” ujarnya. []