JAKARTA — Pasokan arus listrik untuk masyarakat Aceh kembali terganggu. PT Perusahaan Listrik Negara akhirnya mengumumkan keputusan untuk memberlakukan sistem pemadaman bergilir karena kekurangan sumber energi listrik.
Keputusan itu diumumkan PLN di Jakarta kemarin. Alasan pemadaman bergilir itu, menurut PLN, karena Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) PT Arun yang memasok arus berhenti operasi. PLTMG Arun mengalami gangguan pasukan gas dari PT Perta Arun Gas.
Beban puncak pemakaian listrik di Aceh mencapai 337 megawatt. Selama ini 56,2 megawatt dipasok dari PLTU Nagan Raya, 20 megawatt dari PLTD Lueng Bata, dan 162 megawatt dipasok dari Sumatera Utara (Sigura-gura). Dari semua sumber pasokan itu, kebutuhan listrik Aceh baru terpenuhi 224 megawatt. Ini artinya masih defisit. Hal ini diperparah dengan berhenti operasi PLTMG Arun sehingga defisit listrik Aceh mencapai 105 megawatt.
“Kami memohon maaf kepada pelanggan PLN wilayah Aceh atas ketidaknyamanan ini,” ujar Manajer Senior Public Relation PT PLN Agung Murdifi kepada wartawan di Jakarta kemarin.
Menurut Agung, terhentinya pasokan gas ke PLTMG Arun karena adanya gangguan pada mesin milik PAG Arun. “Semoga perbaikan instalasi gas punya Pertamina bisa selesai secepatnya dan PLTMG Arun beroperasi normal kembali,” ujarnya.
Gangguan pasokan listrik sudah dirasakan masyarakat Aceh dalam beberapa bulan terakhir. Hampir sabah hari, masyarakat merasakan pemadaman bergilir. Kemarin, di beberapa daerah di Banda Aceh mengalami pemadaman hingga 14 jam, seperti di Desa Batoh.
Linimassa pengguna Facebook penduduk Aceh rata-rata menuliskan keluhan pemadaman listrik tanpa kejelasan aturan dan waktu dari PLN. []
