BANDA ACEH | ACEHKITA.COM — Massa dari berbagai kecamatan di Kabupaten Pidie Jaya berunjukrasa menuntut penundaan pelaksanaan pemilihan kepala daerah (pilkada) 2011 di halaman kantor bupati di Meureudu (27/10). Para komisioner Komisi Independen Pemilihan, Bupati, dan DPRK Pidie Jaya menandatangani pernyataan menyetujui penundaan pilkada sampai adanya payung hukum yang jelas.
Pengunjukrasa dikomandoi oleh Komite Mahasiswa Pemuda Aceh (KMPA) Pidie Jaya. Dalam aksi yang dimulai pukul 09.00 dan berakhir pada pukul 13.30 WIB itu, massa merangsek ke kantor KIP Pidie Jaya. Dari kantor KIP –KMPA mengklaim pengunjukrasa berjumlah 5.000 orang– massa bergerak ke kantor Bupati dan DPRK Pidie Jaya dengan berjalan kaki sepanjang dua kilometer.
Bupati dan anggota DPRK, kata Ketua KMPA Pidie Jaya Maimun Musa, mendukung aksi yang menuntut penundaan pilkada sementara ini. “Alhamdulillah, aksi kami berhasil,” kata Maimun kepada acehkita.com. “Pak Bupati, komisioner KIP, dan pimpinan DPRK menandatangani tuntutan kami untuk menunda pilkada.”
Menurut Maimun, KMPA menggalang massa untuk menuntut agar pemilihan kepala daerah 2011 ini ditunda sampai konflik regulasi berakhir. “Kami meminta selesaikan dulu payung hukum baru laksanakan pilkada. Jangan paksakan pilkada,” ujar Maimun.
Selain meminta agar pilkada ditunda, sebut Maimun, KMPA juga meminta agar semua pihak di Aceh melaksanakan setiap pasal yang ada di Undang Undang No 11/2006 tentang Pemerintahan Aceh. “UUPA yang berpijak pada MoU Helsinki harus dijalankan,” tandas Maimun.
Bagi KMPA, sebut Maimun, MoU merupakan harga mati yang harus dihormati semua masyarakat Aceh. “Itu merupakan marwah, harkat dan martabat masyarakat Aceh. Jangan sampai MoU Helsinki itu seperti Ikrar Lamteh yang tinggal secarik kertas kosong,” sebut dia.
Aksi damai di Pidie Jaya berlangsung di bawah pengawalan ketat aparat kepolisian Pidie Jaya. Selain dari Pidie Jaya, massa juga datang dari Kabupaten Pidie, Aceh Besar, dan Bireuen.
Bupati Pidie Jaya Gade Salam yang dikonfirmasi acehkita.com menolak berkomentar. “No comment, ya,” sebut Gade Salam. []