BANDA ACEH | ACEHKITA.COM – Para peneliti dari 10 negara yang tergabung dalam International Conference on Aceh and Indian Ocean Studies (ICAIOS) berkumpul di Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, Rabu dan Kamis (25-26/5). Mereka membahas perkembangan isu mutakhir soal Aceh, mulai dari sejarah, politik, agama, hingga masalah gender.
Konferensi dua hari ini akan menampilkan sejumlah pemakalah, seperti Profesor Anthony Reid, penulis buku Veranda of Violence, Edward Aspinal (Australia), Dr. Annabel Gallop (The British Library), dan Prof Susanne Schroeter dari Goethe University, Frankfurt, Jerman. Pembicara lokal di antaranya Shadia Marhaban (aktivis perempuan), Kamaruzzaman Bustamam.
Anthony Reid akan berbicara mengenai hubungan Aceh dengan Turki pada abad 19. Sedangkan Annabel akan menyampaikan makalah tentang dua surat Thomas Stamford Raflles dalam bahasa Melayu kepada Sultan Jauhar Alam Syah dan ibu ratu pada April 1811. Kedua surat itu kini menjadi koleksi Intituto Historico Geografico Brasileiro di Rio de Janeiro, Brazil.
Sementara Susanne Schroeter menyampaikan bahwa Aceh akan menjadi model bagi dunia dalam melihat hubungan antara Islam dan non-Islam, Timur dan Barat. “Jika Aceh tetap menunjukkan semangat keterbukaan dan persahabatan seperti yang berlangsung sejak tsunami, saya yakin akan menjadi model bagi dunia,” kata Schroeter.
Direktur ICAIOS Saiful Mahdi mengatakan, konferensi yang menghadirkan peneliti dari sejumlah negara itu akan sangat berguna bagi perkembangan sejarah dan iklim demokrasi di Aceh. Pada hari kedua, Edward Aspinal dari Australian National University akan berbicara soal kasus pemilihan umum di Indonesia.
“Makalah utama di hari kedua akan sangat menarik karena situasi politik Aceh menjelang Pilkada,” kata Saiful Mahdi. “Ilmuan dari luar dan dalam negeri akan menyampaikan makalahnya berdasarkan hasil penelitian terbaru mereka tentang Aceh.”
ICAIOS pertama sekali digelar pada 2007. Didukung Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Aceh-Nias, rangkaian ICAIOS memamerkan naskah kuno sejarah Aceh pada abad 15 hingga 19. Di antara naskah yang dipamerkan yaitu surat Sultan Iskandar Muda. []