Monday, April 29, 2024
spot_img

Pembentukan Moral, Tugas Utama Pendidikan Islam

BIREUEN | ACEHKITA.COM -– Pendidikan Islam menjadi konsep untuk menuntaskan pelbagai masalah di negeri ini yang terjadi akibat krisis moral. Hal itu mengemuka dalam Seminar Internasional bertajuk Pendidikan Islam di Sekolah Tinggi Agama Islam Al-Aziziyah Samalanga Bireuen, Senin (19/12).

Seorang pembicara, Teungku Muhammad Yusuf A. Wahab, menyebutkan, pendidikan Islam menjadi solusi atas pelbagai masalah yang mendera warga Indonesia.

“Untuk itu, konsepsi pendidikan Islam yang meletakkan adab dan akhlak sebagai fondasinya, harus menjadi pilar utama dalam pendidikan Islam,” kata Muhammad Yusuf A Wahab.

Menurut Pimpinan Lembaga Pendidikan Islam Dayah Babussalam, Jeunieb, Bireuen, ini salah satu kesalahan pendidikan selama ini adalah karena praktik pembelajaran di sekolah banyak mengalami pergeseran nilai.
Dicontohkan, banyak aktivitas di sekolah yang lebih menekankan pendidikan pada aspek-aspek yang bersifat kognitif. “Padahal jika mengacu pada target setiap jenjang tujuan, idealnya semua aktivitas pendidikan yang dirancang seharusnya mengintegrasikan aspek-aspek kognitif, afektif, psokomotorik, dan pemberdayaan fungsi sosialnya,” lanjut Muhammad Yusuf.

Sementara itu, narasumber lainnya yang menjadi keynote speaker, Hasballah Thaib dari IAIN Sumatera Utara, mengingatkan, sendi-sendi yang menopang sebuah bangsa umumnya adalah berupa karakter dan mentalitas rakyatnya yang menjadi pondasi kukuh dari tata nilai bangsa tersebut. Pada prinsipnya, membangun sebuah bangsa tidaklah cukup hanya dengan esensi fisik belaka, seperti membangun banyak gedung dan sarana fisik lainnya.

“Atas dasar inilah, pendidikan karakter bangsa yang didasarkan atas nilai-nilai religius saat ini sangat penting. Berbagai studi tentang pengajaran agama yang efektif sangat diperlukan untuk mengembalikan semangat juang bangsa ini, kepada semangat pengabdian kepada Allah,” tukas Hasballah M Thaib.

Sementara itu, pimpinan Dayah MUDI Mesjid Raya Samalanga, Tgk Hasanoel Bashry dalam sambutannya mengatakan, dalam sejarah perkembangan Islam di Aceh, peran ulama dan umara menjadi peran yang sangat dominan, terutama dalam membentuk sistem pendidikan di dayah. Perpaduan dua kekuatan tersebut telah melahirkan corak Pendidikan khas yang sampai saat ini masih eksis dalam menghadapi arus modernisasi, liberalisasi dan sekulerisasi yang mengancam keutuhan ukhuwah masyarakat yang telah ditinggalkan oleh pendahulu kita.

”Untuk mencapai tujuan tersebut, Aceh memerlukan pemimpin yang mengerti ajaran agama, dekat dengan ulama, menyayangi masyarakat, kuat aqidah, taat beragama, amanah dan memiliki komitmen menjaga ukhuwah islamiyah di atas satu landasan keyakinan yang telah diwariskan oleh ulama Aceh masa lalu,” harap Tgk Hasanoel Bashry.

Ketua STAI Al-Aziziyah, Tgk Muntasir SAg MA, mengatakan, Ini merupakan seminar dan konferensi Internasional pertama di STAI Al-Aziziyah Samalanga. “Harapan kami semimar internasional ini bisa melahirkan sebuah gagasan dan pemahaman tentang peran ulama dan ilmuwan dalam mewarnai sejarah Islam di dunia Melayu Nusantara, dan khususnya di kawasan Asia Tenggara,” kata dia. []

Redaksi
Redaksihttp://www.acehkita.com
ACEHKITA.COM hadir sejak 19 Juli 2003. Kami bisa dihubungi via @acehkita, redaksi[at]acehkita[dot]com

Baca Tulisan Lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Stay Connected

0FansLike
21,903FollowersFollow
24,500SubscribersSubscribe
- Advertisement -

TERBARU