BANDA ACEH | ACEHKITA.COM – Museum Tsunami Aceh dan Pemerintah Jepang bersepakat menjalin kerjasama di bidang penyebarluasan dan pendidikan mengenai informasi tsunami. Kesepakatan kerjasama itu telah ditandatangani Januari lalu. Untuk mempererat kerjasama itu, kedua belah pihak telah saling berkunjung ke Aceh dan Jepang.
Kemarin, Gubernur Wakayama Nisaka Toshinobu menyambangi Aceh sebagai balasan terhadap kunjungan Gubernur Aceh Zaini Abdullah dan Kepala Museum Tsunami Aceh Tommy Mulya Hasan ke negeri sakura itu pada Maret lalu.
“Saya telah berkunjung ke Aceh pada bulan November tahun lalu, dan juga berziarah ke kuburan massal untuk mengenang korban tsunami Aceh,” tutur Nisaka saat berada di Museum Tsunami Aceh, Ahad.
Kunjungan kali ini sekaligus sebagai momentum peringatan kesepakatan perjanjian antara Inamura No Hi No Yakata yang merupakan museum tsunami di Kota Hirogawa, Prefektur Wakayama, Jepang, dengan Museum Tsunami Aceh, yang telah disepakati pada 16 Januari 2016 di Jepang.
“Dalam kunjungan bapak kepala Museum Tsunami Aceh, sudah dilakukan penandatangan perjanjian, untuk membuktikan adanya kerjasama dengan Museum Inamura yang ada di Hirogawa,” lanjutnya.
Kerjasama itu meliputi pengenalan informasi terkait tsunami, termasuk sejarah, budaya, dan pendidikan mengenai pencegahan bencana; dan pertukaran informasi tentang mitigasi bencana.
Seperti diketahui, Jepang dan Aceh merupakan kawasan yang sering dilanda gempa dan bencana, termasuk potensi tsunami.
Kunjungan ini juga melahirkan sebuah “Japan Corner” di Museum Tsunami Aceh. Di sana, pengunjung bisa memperoleh pelbagai informasi mengenai bencana, tsunami, gempa, dan masyarakat serta budaya Jepang.
Nisaka Yoshinobu mengaku senang dapat berkunjung kembali ke Aceh, dan berharap dengan adanya kerjasama antara Aceh dan Jepang, dapat meningkatkan kesadaran masyarakat dunia akan pencegahan tsunami.
Selain itu, ia juga ingin agar kerjasama antara Indonesia dan Jepang lebih baik lagi. []
RISMAYANTI | FOTO: Oviyandi Emnur/Sumberpost.com