BANDA ACEH | ACEHKITA.COM — Ratusan siswa Sekolah Dasar Negeri 2 Punge Jurong, Banda Aceh, mengikuti simulasi gempa. Ini merupakan upaya sekolah dalam mengampanyekan pengurangan risiko bencana (PRB) sejak usia dini bagi para murid.
SDN 2 Banda Aceh berstatus Sekolah Siaga Bencana sejak 2009. Sejak ditetapkan sebagai salah satu sekolah siaga bencana oleh Tsunami and Disaster Risk Mitigation Center Universitas Syiah Kuala, sekolah ini telah menggelar sejumlah simulasi penanganan bencana. Selain gempa, ada simulasi banjir, kebakaran, tanah longsor, angin kencang, hingga gunung meletus.
“Kita memperkenalkan ada delapan bencana alam bagi murid,” kata Kepala Sekolah SDN 2 Nani Irawati usai simulai gempa, Senin (11/6).
Sekolah ini memiliki prosedur tetap dalam menghadapai bencana. Jika suatu waktu terjadi bencana, misalnya gempa, para petugas yang telah ditunjuk akan menjalankan protap penanganan bencana tersebut. Hal ini seperti terjadi pada gempa 11 April 2012 lalu.
Apalagi, siswa SD 2 sering mendapat simulasi bencana.
“Insya Allah, guru dan murid di sini sudah siaga terhadap bencana,” lanjut Nani. “Protap yang kita susun bekerja dengan baik.”
Selain dilatih simulasi bencana, sekolah juga mengintegrasikan progam pengurangan risiko bencana ke dalam sejumlah mata pelajaran, seperti Ilmu Pengetahuan Alam dan Pendidikan Agama.
“Materi pengurangan risiko bencana dan pengenalan bencana kita sisipkan dalam mata pelajaran itu. Jadi tidak menambah jam khusus,” kata Nani.
Pihak sekolah hanya ingin mengenalkan bencana dan cara penanganannya kepada anak didik pada usia dini. “Sehingga nanti apa yanh kita ajarkan soal bencana ini bisa mereka ingat ketika usia sudah remaja,” sebut Nani.
SDN 2 Banda Aceh ini mengalami kerusakan akibat gempa dan tsunami 26 Desember 2004 lalu.
Wan Balkis Zulkarnain, murid kelas 5, mengaku memetik manfaat dari pelbagai simulasi yang digelar pihak sekolah. “Misalnya, jika ada gempa, kita tidak boleh panik. Jadi dengan adanya simulasi ini, kita tagu apa yang harus dilakukan,” kata dia. []