BANDA ACEH | ACEHKITA.COM — Beragam cara ditempuh MPR dan DPR RI mensosialisasi empat pilar kebangsaan. Jika biasanya diselenggaran dengan seminar, kini melalui gaya lain, yakni seni dan budaya.
Kegiatan tersebut seperti yang berlangsung di Museum Aceh, Jumat (11/12/2015) malam. Sosialisasi dilaksanakan di tengah-tengah penampilan seni, seperti Tari Saman, Didong, istrumental Gayo, Guwel dan pertunjukan seni lainnya.
Penyair kondang asal Aceh Fikar W. Eda yang hadir pada pertunjukan malam tadi mengaku, Aceh menjadi salah satu contoh keberagaman budaya yang ada di Indonesia. Bahkan menurutnya, budaya Aceh sudah mulai dipertunjukan di Gedung DPR/MPR.
“Tahun 2013 pertama kali dalam sejarah Republik Indonesia kita ini, diselenggarakan penampilan budaya selain wayang, yaitu Didong semalam suntuk di Senayan, dan kini sudah berlangsung selama dua kali,” ungkapnya.
Sementara itu, anggota DPR RI asal Aceh, Muslim Aiyub mengatakan, salah satu sosialisasi empat pilar kebangsaan menurut aturan ialah melalui pagelaran seni dan budaya. “Malam ini dilaksanakan acara ini sudah pasti untuk mempersatukan kita dalam Bhinneka Tunggal Ika,” kata Muslim.
Keempat pilar itu adalah Pancasila sebagai Dasar dan Ideologi Negara, UUD 1945 sebagai Konstitusi Negara dan Ketetapan MPR, Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai Bentuk Negara, dan Bhinneka Tunggal Ika.
Salah satu penampilan yang mendapat sambutan penonton ialah saat tiga mahasiswa Universitas Gajah Putih, Takengon berorasi tentang Pancasila. Selain membacakan isi Pancasila, mereka juga berorasi dengan pembawaan alunan Gayo serta orasi tentang makna Pancasila.
Selain pertunjukan seni, penyelenggara juga menyediakan kopi Arabika, khas Aceh yang diberikan kepada penonton yang hadir tadi malam. []
RAYFUL MUDASSIR | FOTO ILUSTRASI:Â Fikar W Eda tampil pada acara Gayo Art Summit 2015 di AAC Unsyiah. Serambi Indonesia