BANDA ACEH | ACEHKITA.COM — Menteri Agama Republik Indonesia Suryadharma Ali, Minggu (24/7) malam, menghadiri zikir akbar di Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh. Sebelum zikir, dia telah meresmikan Gerakan Masyarakat Magrib Mengaji.
Dalam pidatonya saat meluncurkan Gemmar Mengaji, Suryadharma menyebutkan, gerakan masyarakat magrib mengaji bertujuan untuk menghidupkan kembali kebiasaan mengaji selepas magrib.
“Gerakan ini untuk menghindari generasi muda agar tidak terjerumus dalam perbuatan yang menyesatkan,” ujar dia.
Menurutnya, generasi sekarang lumayan banyak yang terjerumus dalam perbuatan tidak terpuji misalnya melawan orang tua dan gurunya di sekolah. Untuk itu, dia mengajak masyarakat Aceh untuk mengutamakan pembinaan generasi.
Gubernur Aceh Irwandi Yusuf menyebutkan, Gerakan Masyarakat Magrib Mengaji ini dicanangkan beranjak dari keprihatinan Pemerintah Aceh terhadap kondisi generasi muda yang mulai tak bisa membaca al-Quran.
“Kearifan lokal masyarakat kita yang selama ini diwariskan secara turun-temurun, yaitu aktivitas mengaji habis magrib, makin merosot. Merosotnya budaya ini harus dibayar mahal dengan munculnya generasi muda Aceh, baik asli Aceh maupun yang datang dari luar, yang buta huruf al-Quran,” kata Gubernur Irwandi.
Ia juga mengharapkan, gerakan magrib mengaji mampu menangkal serangan aliran sesat dan paham radikal. “Bisa saja kemunculan aliran sesat karena kekosongan dakwah. Karena itu, Gemmar Mengaji diharapkan bisa menutupi kekosongan itu,” lanjutnya.
Sementara itu, selepas peresmian Gemmar Mengaji, Menteri Agama RI itu menyerahkan bantuan sebesar Rp 29.222.533.000 untuk Kemenag Aceh yang diterima oleh Gubernur Aceh Irwandi Yusuf.
Dari total bantuan tersebut, masing-masingnya sebagai beasiswa miskin untuk 65.887 siswa Madrasah Ibtidayah, Madrasah Tsanawiyah, Madrasah Aliyah dan untuk 135 madrasah sebagai bantuan operasional manajemen mutu dan bantuan peningkatan mutu madrasah serta rehab ruang belajar. []