BANDA ACEH | ACEHKITA.COM — Media kampus diharapkan menjadi panutan bagi seluruh mahasiswa, terutama di lingkungan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ar-Raniry Banda Aceh.
Hal itu disampaikan Rektor IAIN Ar-Raniry Prof. Dr. Farid Wajdi Ibrahim, MA saat diskusi menjelang buka puasa bersama Lembaga Pers Mahasiswa Sumberpost, di sebuah warung kopi di kawasan Lambhuk, Banda Aceh (4/8).
Farid mengajak seluruh insan pers kampus agar benar-benar menjadi sumber pemberitaan yang menyampaikan informasi demi kemajuan kampus.
“Pers mahasiswa harus mampu menjadi idola insan kampus dalam menyampaikan informasi kepada khalayak ramai”, tambahnya
Saat ini kampus Ar-Raniry sedang berbenah menuju perubahan status menjadi Universitas Islam Negeri. Karenanya, partisipasi aktivis media kampus sangat membantu terwujudnya cita-cita IAIN Ar-Raniry menjadi kampus termegah di Aceh.
Dia juga mengharapkan peran LPM Sumberpost ini dapat menjadi wadah publikasi kampus baik melalui cetak maupun secara online.
Selain Rektor IAIN Ar-Raniry juga hadir Dekan Fakultas Dakwah Dr. A. Rani Usman, Pembantu Dekan (PD) 3 Fakultas Dakwah Drs. Baharuddin, PD 1 Fakultas Ushuluddin DR. Fauzi Saleh, PD 2 Fakultas Syariah, Ketua AJI Banda Aceh Maimun Saleh, mantan Ketua AJI Muhammad Hamzah dan Rektor MJC AJI Banda Aceh Muktaruddin Yakob, serta sejumlah elemen kampus yang terlibat media kampus.
Dekan Fakultas Dakwah A. Rani Usman, mengatakan insan pers kampus memiliki nurani yang kokoh dalam menyajikan berita-berita kampus.
“Fakultas Dakwah sebagai produk jurnalis pada jurusan komunikasi, konsentrasi jurnalistik, tentu sangat bertanggung jawab dalam pengembangan kapasitas jurnalis di kampus yang akan bekerja di media lokal maupun nasional,” tambahnya.
A. Rani mengharapkan, Sumberpost yang masih eksis di kampus sampai saat ini agar mampu melatih mahasiswa yang ingin mendalami ilmu jurnalistik, dan menjadi tempat magang bagi mahasiswa di Prodi Jurnalistik Fakultas Dakwah.
“Kadang-kadang kami rindu dengan masa lalu tentang prestasi yang dicapai oleh anak-anak Sumberpost. Kesempatan ini mengulang memori kami terhadap insan pers kampus yang sudah punya nama dan telah bekerja di media-media profesional,” tambah penulis buku Sejarah Tionghoa di Aceh itu. []