BANDA ACEH | ACEHKITA.COM — Malik Mahmud, mantan Perdana Menteri Gerakan Aceh Merdeka, mengambil sumpah sebagai Wali Nanggroe Aceh yang kesembilan. Pengambilan sumpah itu dilakukan dalam Sidang Istimewa DPRA di Banda Aceh, Senin (17/12/2013).
Sebelum Malik Mahmud mengucapkan sumpah, prosesi ini ditandai dengan kumandang azan. Malik Mahmud bersumpah dalam Bahasa Arab, yang intinya, ia berjanji untuk mencurahkan tenaga, harta, dan jiwanya untuk Aceh dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dalam pidato usai pengucapan sumpah, Malik Mahmud menyebutkan, hari ini Aceh kembali mengukir sejarah. “Dimulainya kebangkitan peradaban Aceh sebagai wujud komitmen dari perjanjian MOU Helsinki dan UU No 11/2006,” ujar Malik.
Sebagai wali nanggroe, Malik berjanji akan menjaga perdamaian dan keamanan Aceh, serta mewujudkan kesejahteraan.
Ketua DPRA Hasbi Abdullah menyebutkan, lembaga wali nanggroe merupakan lembaga yang akan mempersatukan peradaban Aceh. “Wali Nanggroe berfungsi sebagai pemersatu, independen, dan bijaksana, yang akan menjadi penengah jika ada perselisihan,” kata Hasbi saat membuka sidang paripurna istimewa
Seribuan lebih masyarakat dari pelbagai kabupaten/kota mendatangi gedung DPRA. Namun, mereka tertahan di Bundaran Simpang Lima, Jambo Tape, dan Jalan Tgk.Daud Beureueh. Mereka meneriakkan yel-yel hidup wali nanggroe. Terlihat pula belasan bendera bintang buleuen (dikenal sebagai bendera GAM) diusung warga. Mereka meminta agar bendera yang oleh DPRA telah disahkan.sebagai bendera Aceh segera dikibarkan di gedung Dewan. []