BANDA ACEH | ACEHKITA.COM – Lebih dari 100 mahasiswa Syariah IAIN Ar-Raniry hadir pada pemutaran dan diskusi film “Garamku Tak Asin Lagi” di Aula Kampus STIES AMBA Lamgugob, Rabu (29/2).
Kegiatan yang diselenggarakan HMJ SMI (Syari’ah Mu’amalah dan Iqtishad) Fakultas Syariah IAIN itu sebagai wujud belajar bersama melalui audio visual.
Film dokumenter itu menceritakan tentang perjuangan kelompok perempuan di Kecamatan Jangka, Bireuen, yang masih mempertahankan produk garam tradisional untuk menjaga keberlangsungan hidup di tengah gencarnya garam impor yang membanjiri pasar dalam negeri.
Ketua pelaksana nonton bareng dan diskusi, M. Riza Andrian, dalam siaran pers yang diterima acehkita.com, menyebutkan, mahasiswa cukup antusias dan proaktif mengikuti kegiatan itu.
Film karya dua sineas muda asal Aceh terpilih jadi Film Rekomendasi Juri Terbaik Eagle Awards Documentary Competition (EADC) 2011.
Riza menambahkan, kegiatan ini dapat menjadi pembelajaran dan renungan bagi mahasiswa SMI sebagai calon ekonom Islam untuk terus peduli terhadap kelompok yang belum sejahtera, seperti terlihat pada sosok petani garam di film tersebut.
Kegiatan yang berlangsung selama dua jam difasilitasi oleh Komunitas Audio Visual Aneuk Nanggroe (KAVAN). Koordinator KAVAN, Teungku Helmi, menyatakan, terus mendukung kegiatan bersifat positif mengenai perfilman di Aceh. Komunitas yang sifatnya terbuka dan nonprofit adalah peminat audio visual yang konsen terhadap isu-isu sosial dan lingkungan, katanya.[]