BANDA ACEH | ACEHKITA.COM — Puluhan mahasiswa turun ke jalan menyerukan agar kontestan Pemilihan Umum untuk menjaga perdamaian dan keamanan Aceh. Aksi ini dilakukan menyikapi sejumlah kekerasan politik yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir ini.
“Mari menjaga keharmonisan sesama partai. Jangan macam-macam. Jangan saling tindas,” kata Koordinator Lapangan, Teuku Rayyan Fajrul di sela-sela aksi di Bundaran Simpang Lima Banda Aceh, Kamis (6/2/2014).
Aksi menyerukan Pemilu Damai itu diikuti sekitar 50an mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Syiah Kuala. Selain spanduk, mereka mengusung sejumlah poster yang meminta agar partai politik mewujudkan pemilu damai, hindari politik kotor, dan seruan kepada warga untuk tidak memilih partai yang membagi-bagikan uang.
“Kami menuntut terwujudnya pelaksanaan Pemilu Damai yang siap menang dan siap kalah,” kata Rayyan, “serta terbebas dari intimidasi dan politik kotor.”
Aksi ini berlangsung hanya sembilan jam setelah aksi kekerasan yang menimpa Juwaini. Ketua Partai Nasional Aceh Kecamatan Kuta Makmur itu dikeroyok yang berujung pada kematian. Polisi menyebutkan, Juwaini tewas setelah dianiaya dua orang. “Pelaku bertanya pada korban apakah menurunkan bendera Partai Aceh. Belun sempat menjawab, korban digebukin,” ujar Kapolres Lhokseumawe AKBP Joko Surachmanto.
Aksi kekerasan yang berujung kematian itu, “sangat disayangkan. Jangan sampai terjadi lagi,” ujar Rayyan.
Selain itu, Rayyan meminta partai politik dan kontestan pemilu untuk tidak menjalankan praktik politik uang. []