BANDA ACEH | ACEHKITA.COM — Partai Nasional Aceh mendesak pihak Kepolisian Daerah Aceh untuk mengungkap pelaku dan dalang yang berada di balik pelbagai kasus kekerasan menjelang pelaksanaan Pemilihan Umum di Aceh. Desakan itu disampaikan Ketua PNA Irwansyah menyikapi kasus kekerasan yang berujung pada tewasnya kader mereka pada Kamis (6/2/2014) dinihari tadi.
Irwansyah menyebutkan, kader partai yang dipimpinnya kerap mengalami tindak kekerasan. Selain dianiaya, ada juga kader PNA yang meninggal. Belum lagi sejumlah alat peraga partai yang dirusak.
Pelbagai aksi kekerasan ini, sebut pria yang akrab disapa Mukhsalmina, itu terjadi karena lemahnya penegakan hukum oleh pihak kepolisian. “Aparat penegak hukum tidak tegas. Yang terjadi sepertinya polisi takut atau ada pembiaran,” ujar Mukhsalmina kepada acehkita.com, Kamis siang.
Kekerasan menjelang Pemilu ini bisa diminimalisasi, kata Mukhsalmina, jika aparat bertindak tegas dan tidak menolerir aksi premanisme tersebut. “Sebenarnya yang terjadi bukan konflik antara PNA dengan PA (Partai Aceh –red.) tetapi karena tidak adanya ketegasan polisi dalam menegakkan hukum,” sebutnya.
Karenanya, Mukhsalmina mendesak agar Kepolsian Aceh untuk mengungkap tak hanya pelaku kekerasan, “tapi ada dalang di balik setiap kejadian itu. Polisi harus bisa mengungkapnya,” desak bekas Juru Bicara Gerakan Aceh Merdeka wilayah Aceh Rayeuk itu.
Seperti diberitakan sebelumnya, Ketua PNA Kecamatan Kuta Makmur Juwaini tewas setelah dianiaya dua orang di sebuah pos kamling, Kamis (6/2/2014) pukul 01.30 WIB.
Kepala Kepolisian Resort Lhokseumawe AKBP Joko Surachmanto menyebutkan, sebelum pengeroyokan terhadi kedua pelaku menanyakan kepada korban apakah dia menurunkan bendera Partai Aceh di kawasan tersebut.
“Belum sempat dijawab, korban langsung digebukin,” sebut Joko kepada acehkita.com.
Jok menambahkan, polisi saat ini tengah mengejar kedua pelaku penganiayaan yang berujung kematian tersebut.
“Satu orang sudah kami ketahui identitasnya,” kata Joko. “Mudah-mudahan bisa segera ditangkap dan kasus ini terungkap.” []