BANDA ACEH | ACEHKITA.COM — Juru Bicara Komite Peralihan Aceh Teungku Mukhsalmina meminta pengamat untuk tidak asal unjuk bicara terkait keberadaan kelompok bersenjata yang oleh polisi disebut teroris. Analisa pengamat diminta untuk tidak tendensius dan memperkeruh suasana perdamaian Aceh.
Pernyataan ini disampaikan Mukhsalmina menyikapi ungkapan Otto Syamsuddin Ishak, pengamat Aceh di Jakarta, yang menyebutkan bahwa ada bekas kombatan Gerakan Aceh Merdeka yang terlibat dalam kegiatan terorisme di Aceh. Bekas GAM yang ikut kelompok ini merupakan mereka yang kecewa karena tidak mendapat “kue” di pemerintahan.
Menurut Mukhsalmina, pernyataan Otto tendensius dan berpotensi memperkeruh suasana perdamaian Aceh. Analisa Otto, sebut Mukhsalmina, salah dan terlambat.
“Tidak ada anggota GAM dan kombatan yang terlibat dalam kegiatan terorisme di Aceh. Apalagi yang namanya GAM sakit hati dan tersisi dari proses integrasi. Itu salah besar,” kata mantan Jubir GAM Aceh Rayeuk ini kepada acehkita.com, Sabtu (20/3) sore.
Mukhsalmina menambahkan anggota GAM dan bekas kombatan telah bersepakat untuk menerima kesepakatan damai yang telah ditandatangani dengan Pemerintah Indonesia di Helsinki, 15 Agustus 2005 lalu. Segala tuntutan GAM telah diakomodir dalam Nota Kesepakatan Damai Helsinki dan Undang Undang No 11/2006 tentang Pemerintahan Aceh.
“Otto bukan GAM. Dia tidak tahu sama sekali struktur dan komitmen GAM terhadap perdamaian. Jadi jangan asal ngomong,” ujarnya. []