BANDA ACEH | ACEHKITA.COM — Senjata api peninggalan konflik diyakini masih beredar secara ilegal di tengah-tengah masyarakat Aceh. Hal ini terlihat dari adanya 24 pucuk senjata api peninggalan konflik yang diserahkan masyarakat kepada TNI di jajaran Komando Daerah Militer Iskandr Muda.
Kepala Penerangan Kodam Iskandar Muda Kolonel Ach Subagio Irianto menyebutkan, senjata api diserahkan secara sukarela oleh masyarakat ke kantor tentara di daerah tingkat dua di Aceh.
“24 pucuk senjata api itu diserahkan ke Kodim-kodim di seluruh Aceh dalam empat bulan terakhir, sejak Desember tahun lalu,” kata Subagio kepada wartawan di Banda Aceh, Rabu (19/3/2014).
Senjata api itu terdiri atas laras panjang dan pendek, seperti M16, AK, ataupun pistol. Menurut Subagio, pihaknya belum menemukan adanya indikasi beredarnya senjata ilegal baru di Aceh. “Itu peninggalan konflik,” sebit Subagio.
Kekerasan bersenjata acap terjadi dalam beberapa bulan terakhir, terutama menjelang pemilihan umum 2014. Dalam pelbagai kesempatan, Kepala Kepolisian Daerah Aceh Brigadir Jenderal Husein Hamidi mengimbau masyarakat yang memiliki senjata ilegal untuk diserahkan kepada aparat keamanan.
“Kita mengintensifkan razia di jalan raya. Selain mencari senjata api ilegal, kita juga membatasi gerak peredaran narkoba,” kata Husein Hamidi awal bulan ini.
Razia ini dilakukan setelah beberapa kali insiden bersenjata terjadi di Aceh, seperti penembakan posko caleg Partai Nasdem di Aceh Utara, pemberondongan yang mengakibatkan tewasnya Faisal (caleg Partai Nasional Aceh), dan penggranatan kantor Partai Aceh Kecamatan Lueng Bata. [Radzie]