BANDA ACEH | ACEHKITA.COM – Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh menerima penghargaan Moderasi Beragama Award 2023 sebagai Kanwil Kemenag dengan indeks penerimaan umat beragama terhadap keragaman budaya tertinggi. Penghargaan ini diberikan pada Cultural Night atau Malam Kebudayaan Konferensi Moderasi Beragama Asia Afrika Amerika Latin (KMBAAA) di Bandung.
Penghargaan Moderasi Beragama Award 2023 itu diserahkan oleh Kepala Badan Penelitian, Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan (Litbang dan Diklat) Kemenag RI, Prof Suyitno, kepada Kepala Kanwil Kemenag Aceh, Azhari, Rabu (20/12/2023).
“Alhamdulillah kita mendapat penghargaan sebagai Kanwil Kemenag dengan indeks penerimaan umat beragama terhadap keragaman budaya tertinggi. Ini semua hasil kerja sama semua pihak, baik keluarga besar Kanwil, Kantor Kemenag di kabupaten dan kota, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat dan segenap lapisan masyarakat Aceh,” kata Azhari lewat keterangan tertulis, Kamis (21/12).
Menurutnya, penghargaan ini tidak terlepas dari kerja sama lintas sektoral yang terjalin selama ini.
“Kami selaku pimpinan mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah bekerja sama dalam mewujudkan kerukunan, kedamaian, kenyamanan, dan saling menghargai satu sama lain, sehingga harapan kita semua dapat terwujud,” ujarnya.
Moderasi Beragama Award 2023 diberikan oleh Badan Libang dan Diklat Kemenag RI kepada sejumlah pihak, mulai dari Kanwil Kemenag Provinsi, Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri, Perguruan Tinggi Negeri, hingga Duta Besar negara sahabat.
Penghargaan tersebut, kata Kepala Badan Litbang dan Diklat Kemenag RI, diberikan atas hasil penilaian dan telaah tim yang dibentuk Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama atas kinerja selama 2023.
Suyitno juga menyampaikan apresiasi atas dukungan semua pihak dalam penguatan moderasi beragama. Menurutnya, pengumuman dan pemberian Moderasi Beragama Award sengaja dilakukan pada momen KMBAAA di Bandung untuk mengambil inspirasi dari semangat Konferensi Asia Afrika 1955.
“Di Gedung Merdeka Bandung, kita diingatkan kembali peristiwa 1955 dengan semangat Asia Afrika agar semangat Dasasila Bandung menjadi inspirasi dalam membangun perdamaian dunia dengan lebih mengedepankan isu kemanusiaan,” sebutnya.
“Malam kebudayaan menjadi wahana bagaimana budaya digunakan sebagai sebuah kebijakan menjunjung tinggi nilai budaya agar menjadi titik temu dalam membangun sisi-sisi kemanusiaan,” ujar Suyitno. []