RADZIE/acehkita.com

JULOK | ACEHKITA.COM – Boat membawa ratusan pengungsi Rohingya, Myanmar, dan Bangladesh yang terdampar di perairan Aceh Timur, Rabu dinihari (20/5/2015), dipastikan boat yang hilang lebih dari tiga hari lalu setelah terlihat mengapung di perairan Thailand.

Malah, boat yang mengangkut 433 orang, termasuk puluhan perempuan dan anak-anak sempat diancam akan diledakkan oleh Angkatan Laut Malaysia apabila mereka tidak segera pergi meninggalkan perairan negara tersebut.

Ratusan pria, perempuan dan anak-anak sempat ditemukan berada dalam satu boat yang terombang-ambing di laut dekat pulau Koh Lipe di Provinsi Satun, Thailand yang dekat dengan perbatasan Malaysia, Kamis (14/5/2015) lalu. Mereka meminta bantuan. Angkatan Laut Thailand datang memberikan bantuan makanan dan minuman.

Muhammad Salim, 23 tahun, seorang muslim Rohingya berada dalam boat itu. Dia mengisahkan bahwa beberapa hari lalu, boat yang dia tumpangi berada di perairan Thailand, Kamis lalu. Salim mengaku telah berada dalam boat kayu berwarna hijau itu selama hampir empat bulan.

“Angkatan Laut Thailand kasih kami makanan dan minuman. Banyak orang lompat ke laut untuk ambil makanan yang dilempar dari helikopter. Semua berebut makanan,” katanya kepada acehkita.com.

Lalu, boat itu digiring ke tengah laut karena pemerintah Thailand menolak untuk menerima mereka. Mereka pergi, tapi kemudian balik lagi. Angkatan Laut Thailand mengusir lagi. Kemudian, mereka kepergok Angkatan Laut Malaysia, tapi mereka juga diusir.

“Mereka bilang kalau kalian tidak segera pergi dalam 10 menit kami akan menembak kalian,” kata Salim, dengan wajah masih menyiratkan ketakutan dan kelelahan.

Pejabat Thailand seperti dikutip kantor berita AFP menyatakan alasan mereka menyuruh boat itu pergi dari perairan Thailand karena manusia perahu itu ingin pergi ke Malaysia.

Al Jazeera melaporkan, boat yang diselamatkan nelayan Aceh Timur itu sempat jadi berita utama di media internasional, akhir pekan lalu, saat mengapung di perairan Thailand setelah kapten dan anak buahnya melarikan diri.

Migran yang ditanya Al Jazeera mengaku bahwa mereka sempat tiga kali diusir oleh Angkatan Laut Thailanda dn dua kali oleh Angkatan Laut Malaysia.

“Ketika saat kedua kali ditolak Angkatan Laut Malaysia, mereka mengarahkan senjata dan memerintahkan boat untuk segera pergi. Kalau kamis tidak pergi, maka akan diledakkan,” lapor Al Jazeera mengutip kesaksian pengungsi.

Chris Lewa dari Arakan Project, yang memonitor perjalanan migran mengarungi Teluk Bengali kepada AFP membenarkan bahwa boat yang diselamatkan nelayan Aceh Timur adalah boat yang sempat minta bantuan di perairan Thailand, pekan lalu, tapi ditolak merapat.

“Tim kami di Aceh membenarkan itu boat yang sama,” katanya. “Mereka benar-benar lunglai dan kehabisan tenaga. Tim kami berbicara dengan dua orang mereka. Mereka bilang mereka tiga kali diusir dari perairan Thailand. Kami pikir sebelumnya hanya dua kali diusir militer Thailand.”

Chris menambahkan bahwa kondisi sangat berbahaya dialami saat manusia perahu itu berada di perairan Malaysia meski mereka dua kali diusir. Dalam kondisi mesin mati, boat itu terkatung-katung. Selain itu, mereka kelaparan karena tidak ada makanan.

“Mereka bilang saat kedua kali berada di perairan Malaysia, Angkatan Laut Malaysia mengarahkan senjata dan akan menembak kalau mereka tidak segera pergi. Mereka bilang Angkatan Laut Malaysia mengintai ketika boat itu mengarah ke Indonesia,” ujarnya.[]

FG/NH

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.