BANDA ACEH | ACEHKITA.COM — Serangkaian kasus kekerasan menjelang pemilihan umum menyebabkan Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia berencana mengirimkan tambahan pasukan ke Aceh. Namun, rencana Kepolisian itu ditentang organisasi masyarakat sipil di Aceh.
Direktur Koalisi NGO Hak Asasi Manusia Aceh Zulfikar Muhammad menyatakan penambahan pasukan polisi sebanyak 10 satuan setingkat kompi atau sekitar 1.000 personel tidak diperlukan. Sebab, kasus kekerasan bernuansa politik itu bisa dituntaskan oleh polisi lokal Aceh jika mereka bisa bertindak tegas mengusut kasus kekerasan tersebut.
“Tidak ada alasan yang kuat bagi polisi untuk menambah pasukan 10 SSK,” kata Zulfikar kepada wartawan, Rabu (5/3/2014).
Apalagi, kata Zulfikar, penambahan pasukan itu tidak menjamin tindak kekerasan akan berkurang di Aceh. “Polisi harus memberikan jaminan keamanan (bagi masyarakat) dan memberikan perintah untuk menindak tegas untuk mencegah terjadinya teror,” ujarnya.
Zulfikar menilai kepolisian kalah cepat dengan para pelaku tindak kekerasan. Seharusnya, polisi melakukan pemetaan rawan konflik dan mempercepat upaya pencegahan terjadinya tindak kekerasan.
“Tidak perlu ada gelar (penambahan) pasukan di Aceh. Polisi di Aceh seharusnya mampu menegakkan hukum,” ujar Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan Aceh Destika Gilang Lestari.
Pascapenembakan calon anggota legislatif dari Partai Nasional Aceh di Aceh Selatan, Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal Sutarman menyatakan bahwa pihaknya akan mengirimkan pasukan tambahan sebanyak 10 SSK ke Aceh. Penambahan pasukan ini untuk mengamankan proses pemilihan umum yang bakal digelar pada 9 April nanti.
Kepala Kepolisian Daerah Aceh Brigadir Jenderal Husein Hamidi menyebutkan pasukan dari Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia tersebut akan membantu personel polisi di Aceh dalam mengamankan pemilihan umum. Tak hanya itu, mereka juga bakal diperbantukan untuk mengungkap kasus kekerasan yang terjadi di Aceh. Tapi, kata Kapolda, pasukan dari Markas Besar belum dikirim ke Aceh. []