BANDA ACEH | ACEHKITA.COM – Puluhan jurnalis dari lintas organisasi pers menggelar aksi damai di depan Masjid Raya Baiturrahman dan Bundaran Simpang Lima untuk memperingati Hari Buruh Sedunia (Mayday), 1 Mei. Dalam aksinya, jurnalis menuntut agar perusahaan media memberikan upah layak dan tidak melakukan Pemutusan Hubungan Kerja dengan dalih resesi ekonomi global.
Dalam aksi memperingati hari buruh ini, para jurnalis mengusung spanduk dan poster yang berisikan tuntutan agar perusahaan media memberikan upah layak. Aksi ini diikuti wartawan lintas organisasi pers, seperti Aliansi Jurnalis Independen Kota Banda Aceh, Aceh Movie Maker, Pewarta Foto Aceh, Persatuan Wartawan Aceh, dan Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia.
Riza Nasser, jurnalis di Banda Aceh, dalam orasinya menyebutkan bahwa banyak wartawan di Aceh yang tidak memperoleh gaji yang layak.
“Masih banyak kawan-kawan jurnalis yang berpendapatan di bawah Upah Minimum Regional, terutama yang berstatus kontributor,” kata jurnalis sebuah media dotcom di Jakarta.
Ketua Divisi Serikat Pekerja AJI Kota Banda Aceh Adi Warsidi dalam orasinya juga menyatakan keprihatinannya terhadap nasib pekerja media di Aceh. Dia menambahkan, kendati jurnalis merupakan pekerja profesional, namun mereka tetap menyandang status buruh. Apalagi jika dilihat dari upah yang diterima para jurnalis yang kadang-kadang berada di bawah UMR.
Karena itu, dia mengajak para jurnalis untuk berserikat dan menuntut hak-haknya kepada perusahaan media.
Aksi damai ini berlangsung selama satu jam. Sebelum membubarkan diri dengan tertib, Riza Nasser membacakan pernyataan sikap para jurnalis Aceh. Dalam pernyataan sikap itu, selain menuntut upah layak, para jurnalis juga menuntut media tidak lagi menjadikan jurnalis di daerah sebagai pekerja kontrak. []