Saturday, April 20, 2024
spot_img

Halloween Berbagi

PROSES seleksi selama setahun akhirnya terbalaskan setelah menerima beasiswa penuh program YES (Youth Exchange and Study) ke Amerika Serikat selama setahun. Tentu saja tidak mudah bersaing dengan anak-anak bertalenta dari seluruh Indonesia. 85 siswa pertukaran pelajar dari Indonesia ditempatkan di negara bagian yang bervariasi, namun juga ada yang ditempatkan di negara bagian yang sama. Saya sendiri ditempatkan di negara bagian Washington tepatnya di kota Bonney Lake. Washington dikenal dengan sebutan “Hijau Abadi” karena banyaknya pepohonan hijau asri tumbuh di sini. Mengingatkan Saya kepada kota kelahiran tercinta Lhokseumawe yang mendapatkan penghargaan berupa juara satu kategori kota seluruh Indonesia dalam program penanaman pohon 1 miliar tahun 2013 lalu.

Tidak terasa sudah hampir tiga bulan Saya berada di Negeri Abang Sam. Suka duka sudah Saya alami, mulai dari rindu makanan kesukaan yaitu jengkol rendang hingga culture shock kondisi di mana kita tidak terbiasa dengan budaya daerah setempat. Biasanya kita mengalami culture shock jika kita baru tiba di suatu daerah yang kebiasaan penduduk lokalnya sangat berbeda dengan daerah asal kita. Namun seiring berjalannya waktu, Sayapun mulai terbiasa. Terbiasa bukan berarti mengikuti, namun mengikuti bukan berarti terlarut. Tetapi terbiasa dalam menerima perbedaan, mampu menyaring hal positif dan meninggalkan hal negatif. Untuk hal ini Saya sendiri sudah menanamkan prinsip jauh sebelum hari keberangkatan. Sehingga walaupun berada jauh dari pengawasan orangtua, Saya mampu mengawasi diri sendiri.

Sekolah sudah berjalan hampir dua bulan. Sistem pendidikan di Indonesia dan Amerika sangatlah berbeda, dan tentunya masing-masing memiliki kekurangan dan kelebihan. Di sekolah, Saya diberi kesempatan untuk memilih empat mata pelajaran kesukaan yaitu Aljabar; Bahasa Spanyol; Paduan Suara dan Kuliner serta dua mata pelajaran wajib yaitu Bahasa Inggris dan Ilmu Pemerintahan.

atikaSelama hampir dua bulan, Saya telah mengukir beberapa prestasi kecil-kecilan seperti; terpilih mendapatkan bagian solo pada saat konser paduan suara yang ditonton oleh 300 penoton termasuk orangtua angkat; mendapatkan penghargaan “Murid Teladan Harian” di kelas paduan suara; Dan menempatkan posisi ke-empat di turnamen cabang Bowling yang diikuti oleh seluruh sekolah di Washington bagian Barat.

Tentunya Saya tidak ingin menyia-siakan waktu setahun di Amerika. Di sekolah, Saya turut berpartisipasi dalam beberapa organisasi di antaranya; FFA(Future Farmers of America) yang berkontribusi di bidang agricultural atau pertanian; Special Olympic untuk membantu anak-anak disabilitas; KeyClub untuk kegiatan sosial; dan DECA (Distributive Education Clubs of America) untuk mengasah kemampuan berbisnis. Terus mengukir prestasi dan pengalaman, sehingga ketika kembali ke Indonesia Saya pun mampu berbagi kepada teman-teman serta menerapkan hal-hal positif yang Saya dapatkan selama berada di sini.

Tepatnya pada tanggal 31 Oktober kemarin, hampir seluruh masyarakat Amerika merayakan Halloween atau Festival Kostum. Pada perayaan ini, kita dapat melihat banyak orang memakai kostum yang bervariasi seperti tokoh kartun animasi Disney maupun kostum mengerikan menyerupai siluman. Saya sendiri memilih kostum lebah.

Banyak orang di Indonesia menganggap negatif festival kostum Halloween hanyalah peringatan Para Roh Kudus dan lain sebagainya. Masyarakat memiliki pendapat yang berbeda tentang perayaan Halloween. Namun yang Saya dan teman-teman anggota Key Club (suatu organisasi yang melakukan kegiatan sosial) lakukan di hari itu pukul 4 hingga 6 sore dengan kostum yang kami pakai adalah meminta sumbangan kepada masyarakat.

Sumbangan tersebut kami kutip dengan cara mendatangi rumah demi rumah setempat di kawasan Buckley, Washington. Sumbangan yang kami dapatkan berupa makanan yang nantinya akan dibawa ke Food Bank atau dalam bahasa Indonesia bank makanan yaitu tempat di mana makanan ditawarkan kepada badan-badan nirlaba untuk dibagikan kepada orang tidak mampu. Makanan yang disumbangkan berupa makanan kaleng, macaroni, dan lain sebagainya.

Sumbangan lainnya juga berupa uang yang akhirnya kami berikan kepada UNICEF(United Nations Emergency Children’s Fund), organisasi internasional di bawah naungan PBB ini didirikan untuk memberikan bantuan kemanusiaan khususnya kepada anak-anak yang hidup di dunia yang luluh lantak.

Kegiatan di hari itu sangat menyenangkan, selain membantu sesama umat manusia juga dapat menambah pengalaman berinteraksi dengan masyarakat sekitar. Mereka sangat antusias menyumbangkan makanan maupun beberapa lembar dolarnya. Saya pun memperkenalkan diri kepada mereka sebagai siswi pertukaran pelajar dari Indonesia.

Dan pada malam harinya, Saya bersama dua teman pertukaran pelajar lainnya yang berasal dari Suriname dan Mesir melakukan “trick and treat yaitu  suatu kegiatan yang biasa dilakukan anak-anak saat Halloween. Anak-anak pergi berkeliling dari rumah ke rumah dengan mengenakan kostum; mereka meminta diberikan sesuatu seperti permen, atau kadang-kadang uang, sambil mengajukan pertanyaan, “trick or treat?“.

Pemilik rumah sudah mempersiapkan bungkusan permen atau coklat yang akan diberikan kepada anak-anak yang melakukan trick or treat. Walaupun Saya bukan lagi dalam kategori anak-anak, namun sebagai pertukaran pelajar yang hanya menetap setahun di Amerika, tentu saja hal ini sangat menarik untuk dicoba. Hal ini mengingatkan Saya kepada Hari Raya Idul Fitri dan Adha, di mana sesama umat muslim saling berkunjung kerumah untuk bersalaman, mencicipi kue atau santapan lebaran juga memberikan tunjangan hari raya kepada anak-anak. Dua hal yang berbeda namun satu tujuan, yaitu “Berbagi”.

Saya sangat bersyukur mendapatkan beasiswa dari program YES ini karena selain –dapat mempromosikan keindahan Indonesia di mata mereka—belajar hidup mandiri dan mampu memetik hal positif yang kelak akan Saya bagikan kepada teman-teman; juga yang paling terpenting adalah meningkatkan rasa cinta terhadap Tanah Air, Indonesia. []

ATIKA FITRIANI, Siswi Sukma Bangsa Lhokseumawe sedang mengikuti pertukaran pelajar Bina Antarbudaya/YES di Washington, Amerika Serikat

Redaksi
Redaksihttp://www.acehkita.com
ACEHKITA.COM hadir sejak 19 Juli 2003. Kami bisa dihubungi via @acehkita, redaksi[at]acehkita[dot]com

Baca Tulisan Lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Stay Connected

0FansLike
21,903FollowersFollow
24,400SubscribersSubscribe
- Advertisement -

TERBARU