Friday, April 26, 2024
spot_img

Gelar Talk Show Kesejahteraan Aceh, Ketua IKAT: Ikhtiar Mencari Solusi

BANDA ACEH | ACEHKITA.COM – Ikatan Alumni Timur Tengah (IKAT) Aceh mencari solusi terkait permasalahan kesejahteraan masyarakat Aceh melalui diskusi dengan mengangkat tema ‘Kesejahteraan Aceh; Tantangan dan Solusi’ di Banda Aceh, Jumat (2/4) malam.

Kegiatan ini menghadirkan narasumber Ketua DPR Aceh Dahlan Jamaluddin, Bappeda Aceh, Komisioner Baitul Mal Prof Nazaruddin A. Wahid, dan Dr. Yusrizal selaku Kepala Dinas Sosial Aceh.

Hadir juga Wakil Ketua MPU Aceh Muhibuttabari, Prof Eka Srimulyani selaku Akademisi UIN Ar-Raniry, Prof Nasir Aziz selaku Akademisi USK, Kadin Aceh, Anggota DPD RI M. Fadhil Rahmi, perwakilan ormas, mahasiswa, pegiat sosial Edi Fadhil dan sejumlah tokoh Aceh lainnya.

Ketua IKAT Aceh Tgk Muhammad Fadhilah, dalam sambutannya menyampaikan Kegiatan ini fokus mencari pokok persoalan yang menjadikan Aceh sebagai daerah termiskin di Sumatera, kemudian mencari solusi dan langkah apa yang harus dilakukan dalam mewujudkan kesejahteraan Aceh serta menyerap aspirasi dari masyarakat.

“Kegiatan ini sebagi bentuk ikhtiar kita bersama, untuk mencari solusi dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat Aceh ke depan, hasil dari yang kita diskusikan malam ini nantinya menjadi masukan bagi pemerintah dalam mengambil kebijakan terhadap pengentasan kemiskinan di masa mendatang,” ujar Fadhillah.

Ia juga mengajak semua pihak untuk bersatu, mengambil peran sesuai dengan tupoksi masing masing dalam menyelesaikan persoalan kesejahteraan di Aceh.

“Kami berharap agar pemerintah bersama semua elemen masyarakat sama-sama menaruh perhatian terhadap kesejahteraan masyarakat Aceh dari tingkat bawah, karena menjadi tanggung jawab kolektif,” sebutnya.

Fadhillah menyampaikan terima kasih kepada para pemateri dan juga masyarakat yang telah sama-smaa aktif dan berfikir untuk solusi kesejahteraan Aceh.

Kegiatan ini dibuka Dr. TGB. Muhammad Zainul Majdi, selaku Ketua OIAA Organisasi Internasional Alumni Al Azhar secara virtual.

Ia mengapresiasi kegiatan diskusi tersebut sebagai wujud bukti cinta untuk Aceh.

“Membangun Aceh perlu kekompakan dan kebersamaan, maka perlu berkaca pada sejarah dimana Aceh menjadi garda terdepan di Nusantara ini, dan saat ini Aceh memiliki Qanun tersendiri yang memudahkan untuk bangkit,” ujar TGB.

Kegiatan ini merupakan kerja sama dengan OIAA Organisasi Internasional Alumni Al Azhar, Centriefp, IIA Islamic Institute of Aceh, serta ICAIOS.[MN]

Baca Tulisan Lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Stay Connected

0FansLike
21,903FollowersFollow
24,500SubscribersSubscribe
- Advertisement -

TERBARU