BANDA ACEH, acehkita.com. Lembaga pemantau pemilu di Aceh, e-CARD, tidak berani mengumumkan hasil perhitungan suara cepat (quick count). Sejumlah wartawan kecewa dengan sikap lembaga itu, sehingga menggelari e-Card “lebay”.
“Hasil yang kami dapatkan margin error-nya lebih dari 2,5 persen. Kami belum berani mengumumkannya kepada publik,” ujar Elly Sufriadi, Direktur Eksekutif e-CARD dalam konferensi pers, Jumat (10/4) sore di sebuah hotel di Banda Aceh.
Pihaknya hanya memaparkan data lain, misalnya kehadiran saksi dan ancaman terhadap pemilih di TPS, serta beberapa proses pemantauan lainnya. “Sebanyak 93,9 persen data yang kami dapatkan mengatakan bahwa tidak ancaman terhadap pemilih di Aceh,” katanya.
Elly hanya mengatakan bahwa Partai Aceh mendulang suara terbanyak untuk pemilihan calon legislator Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) dan Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten/Kota (DPRK). Namun ia tidak mau membeberkan persentase perolehan suara partai pemenang pemilu.
“‘Nanti akan kami umumkan, kalau kami merasa data yang kami dapatkan margin errornya di bawah 2 persen,” sebutnya.
Sumber acehkita.com di e-Card menyebutkan, Partai Aceh mendulang suara 53 persen, disusul Partai SIRA dan Partai Rakyat Aceh. Namun karena selisihnya sangat tipis, sumber itu menolak menyebutkan persentase yang diraih Partai SIRA dan PRA.
Keengganan e-Card mengumumkan perhitungan suara cepat membuat sejumlah wartawan kecewa. Seorang wartawan media nasional di Banda Aceh mendesak agar e-Card berani mengumumkan perolehan suara hasil pantauannya.
“Kalau tidak berani mengumumkan keseluruhannya, hasil untuk urutan pertama saja juga bisa. Jangan sampai nanti e-Card disebut sebagai lembaga lebay,” katanya. []