BANDA ACEH | ACEHKITA.COM — Kepala Kepolisian Resort Kota Banda Aceh Komisaris Besar Polisi Moffan MK mengatakan, motif perampokan Pegadaian Syariah Unit Batoh, Lueng Bata, pada 28 Juli lalu akibat pelakunya dililit hutang. Perampokan itu merugikan Pegadaian Batoh senilai hampir Rp1,8 miliar.
Polisi menyebutkan perampokan itu direncanakan oleh Hilaryo, kepala Pegadaian Syariah Unit Ulee Kareng. “Dia mempunyai kasus penggelapan uang,” kata Moffan kepada wartawan di Mapolres, Senin (3/9).
Masih menurut Moffan, sebelum merampok Pegadaian Syariah tersebut, Hilaryo terlibat dalam menggelapkan uang nasabah. “Dia menggelapkan banyak uang sehingga ia meminta Saddam untuk melakukan perampokan,” ujarnya.
Saddam disebut-sebut merupakan orang yang mengajak Erwan untuk ikut terlibat dalam aksi tersebut. Kini, ketiganya sudah ditangkap pihak kepolisian.
Moffan menambahkan, Hilaryo merampok karena didasari lilitan hutang. “Ia merampok untuk menutupi hutang,” sebut bekas Kapolres Pidie itu. “Tapi belum berhasil mendapatkan hasil yang cukup, kasus ini sudah kita ungkap,” jelas Moffan.
Hilaryo yang memodali perampokan. Namun, saat menjalankan aksinya di siang bolong di bulan Ramadan itu, Hilaryo tidak datang ke lokasi. Ia menugaskan Saddam dan Erwan untuk merampok.
“Dia tidak mendekat ke TKP, tapi dia lah yang memberikan informasi kepada pelaku lain berdasarkan informasi dari pelaku yang bertugas untuk memonitor pegadaian,” jelas Kapolresta.
Moffan bilang, dua pelaku yang terlibat dalam perampokan itu ditangkap di Banda Aceh. Sedangkan otak pelakunya berhasil ditangkap di Aceh Tamiang. “Kita masih melakukan pengejaran terhadap pelaku yang belum tertangkap,” pungkasnya.[]