BANDA ACEH | ACEHKITA.COM — Wakil Presiden Boediono mengunjungi Aceh untuk mengetahui perkembangan daerah yang baru saja dilanda gempa berkekuatan 8,5 pada skala Richter pada Rabu (11/4) lalu. Di Banda Aceh, ia memberikan pengarahan kepada pimpinan daerah Aceh selama enam menit. Setelah itu, ia terbang ke Medan.
Wakil Presiden datang ke Aceh untuk melihat secara langsung perkembangan daerah ini setelah diguncang dua gempa kembar pada Rabu (11/4) sore lalu. Gempa berkekuatan 8,5 pada skala Richter menyebabkan kepanikan di kalangan masyarakat di provinsi ini. Tsunami kecil terjadi di beberapa pesisir Aceh, seperti Meulaboh dan Simeulue.
Boediono berada di Banda Aceh hanya tak lebih dari satu jam saja. Tiba di Pendopo Gubernur Aceh pada pukul 08.54 WIB, ia langsung mengadakan pertemuan dengan pimpinan daerah Aceh. Di pertemuan itu, ia mendengarkan paparan Gubernur Aceh Tarmizi A. Karim, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Sri Woro B Harijono, dan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Syamsul Muarif.
Usai memberikan pidato pengarahan selama enam menit, Boediono dan rombongan menuju ke Bandara Sultan Iskandar Muda Banda Aceh pada pukul 10.00 WIB. Ia dijadwalkan akan berkunjung ke Medan, Sumatera Utara.
Sebelumnya, Wakil Presiden dijadwalkan meninjau sirene tsunami yang terletak di Desa Blang Oi, Kecamatan Meuraxa, Banda Aceh.
Dalam pidato singkatnya, bekas Gubernur Bank Indonesia itu meminta agar sistem penanggulangan bencana di Indonesia untuk dievaluasi. Apalagi saat dua gempa kembar di Aceh itu ada empat (dari enam) sirene tsunami yang tidak berfungsi.
“Saya mohon ahlinya untuk melihat detik demi detik, menit demi menit, apa yang terjadi pada waktu itu untuk bisa menarik pelajaran. Mulai dari masalah kepanikan, masalah sirene yang tidak jalan,” kata Wakil Presiden. []