BANDA ACEH | ACEHKITA.COM – Untuk memenuhi beras untuk keluarga miskin di Aceh, Badan Urusan Logistik (Bulog) Aceh memasok 5.000 ton beras dari Jawa Timur, menyusul stok yang ada tak mencukupi.
Fakhriani, Kepala Divisi Regional I Bulog Aceh, mengatakan, untuk memenuhi kebutuhan beras bagi keluarga kurang mampu, pegawai negeri, dan TNI/Polri, Aceh membutuhkan 100 ribu ton beras tahun ini.
Terbatasnya stok yang ada mengakibatkan beras harus diimpor dari luar Aceh. “Terpaksa kita datangkan dari Jawa Timur,” katanya di Banda Aceh, Kamis (29/4).
Hingga April sudah 5.000 ton beras didatangkan ke provinsi yang pernah menjadi lumbung padi ini.
Aceh mengalami surplus beras yang menurut Badan Pusat Statistik (BPS) mencapai 200 ribu ton tiap tahun.
Tapi, Bulog Aceh tetap harus mendatangkan beras dari luar, karena, kata Fakhriani, harga tebus beras yang ada di tingkat petani Aceh mahal. Sekitar Rp5 ribu ke atas perkilogram.
Selama ini, produksi gabah di Aceh selalu meningkat saban tahun. Namun beras di sini banyak mengalir ke luar daerah, seperti ke Sumatera Utara. Ini dipicu karena harga jual di sana lebih tinggi dari Harga Pokok Pembelian (HPP) ditetapkan Pemerintah, hanya Rp2.640 perkilogram.
Di tingkat petani, harga tampung gabah mencapai Rp3 ribu lebih perkilogram, sedangkan beras yang dilepas ke pasar –khususnya di Sumut– berharga di atas Rp5 ribu perkilogram.[]