BANDA ACEH | ACEHKITA.COM – Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menabuh (peh rapa-i sebagai tanda pembukaan secara resmi Pekan Kebudayaan Aceh V di Banda Aceh, Rabu (5/8). Tabuhan rapa-i Yudhoyono diiringi gema Rapa-i Uroh asal Pase (Aceh Utara). Yudhoyono memuji masyarakat yang mampu menjaga dengan baik budaya dan adat istiadat Aceh.
Yudhoyono mengenakan pakaian adat Aceh yang dilengkapi kupiah meukutop dan sebilah rencong di pinggangnya. Usai menabuh rapa-i, Yudhoyono menikmati suguhan tarian massal yang dipentaskan 47o penari. Seniman Aceh di Jakarta, Fikar W. Eda, ikut membacakan puisi di sela-sela pementasan tari.
Dalam sambutannya, Yudhoyono memuji masyarakat Aceh yang gigih melestarikan budaya dan adat istiadatnya. Menurut Yudhoyono, masyarakat Aceh memiliki tiga keunggulan dan kelebihan, yaitu kehidupan masyarakat yang relijius, budaya yang luhur, dan adat-istidat yang sangat dihormati masyarakat Aceh dan luar.
“Tiga kekuatan dan keunggulan ini yang membentuk diri dan peradaban Aceh yang luhur dan mulia,” kata Yudhoyono.
Dia mengaku berpesan khusus kepada para menteri yang diutus untuk membangun kembali Aceh setelah bencana gempa dan tsunami lima tahun silam.
“Ketika baru saja mengalami tsunami dahsyat, kita berketetapan hati untuk membangun Aceh dalam rehabilitasi dan rekonstruksi. Strategi yang kita gunakan yaitu Aceh mesti dibangun lebih modern, terutama di bidang infrastruktur, tapi tidak boleh meninggalkan budaya dan peradaban yang unggul,” kata Yudhoyono.
Presiden yang terpilih untuk kedua kalinya ini juga berpesan agar Pekan Budaya ini dijadikan momentum untuk membangun Aceh yang lebih baik lagi di masa mendatang. []