Sunday, April 28, 2024
spot_img

BPBD Se-Indonesia Belajar PRB dari Aceh

JAKARTA | ACEHKITA.COM — Puluhan peserta yang berasal dari 31 Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di Indonesia dan lembaga pemerintah lainnya, mengikuti pembelajaran tentang pengelolaan pengurangan risiko bencana (PRB) di Aceh.

Pembelajaran program mitigasi ini digelar dalam seminar nasional bertajuk ‘Peran pemerintah dalam PRB, pembelajaran atas penyelenggaeaan program DRR Aceh’ berlangsung di Jakarta, Kamis (15/12). Para peserta dari seluruh Indonesia ini belajar bagaimana Aceh menjalankan proyek Disaster Risk Reduction Aceh.

Seminar sehari yang berlangsung di Hotel Menara Peninsula, Jakarta ini menghadirkan berbagai narasumber dari instansi pemerintahan dan LSM di  Aceh, diantaranya Dinas Pendidikan, Dishubkomintel, Bappeda, BPBA,  BPBD Aceh Barat, LSM Karst dan pusat riset TDMRC Unsyiah. Acara ini diinsiasi oleh Kemendagri, selaku pelaksana proyek DRR-A.

Sekretaris Direktorat Jenderal Pemerintahan Umum Kementerian Dalam Negeri Srimoyo Tamtomo saat membuka seminar tersebut mengharapkan, pembelajaran program penanggulangan bencana di Aceh tidak hanya dibagikan kepada tingkat nasional, namun juga diharapkan mampu diadopsi secara regional dan global.

Sementara itu, Country Director Assistant UNDP Kristanto Sinandang mengungkapkan, UNDP sebagai lembaga perserikatan bangsa-bangsa mempunyai komitmen dalam mendukung program PRB dalam pembangunan.

Salah satu pembicara yang mewakili Dinas Pendidikan Aceh, M. Duskri menjelaskan tentang pengembangan dan implementasi kurikulum pendidikan bencana untuk sekolah. “Program integrasi kurikulum ke dalam mata pelajaran di Aceh sudah melatih sebanyak 1.548 guru dan fasilitator di 11 kabupaten/kota pada tingkat SD/MI. Sedangkan untuk tingkat SMP, para fasilitator di tingkat daerah sudah dilatih dan akan dilanjutkan dengan pelatihan kepada guru-guru di tingkat kabupaten,” kata dia.

Namun, kata Duskri, karena keterbatasan proyek ini, maka belum semua sekolah di Aceh mendapatkan pendidikan kebencanaan melalui kurikulum seperti ini. “Untuk itu perlu adanya komitmen dan pendanaan lanjutan dari pemda masing-masing kabupaten” papar Duskri, yang juga bertindak sebagai salah satu tim pengembang kurikulum pendidikan bencana tingkat SD/MI.

Sementara Marwan Nusuf Ilyas, mewakili Dishubkomintel Aceh memaparkan program yang dilakukan dalam upaya penyadaran publik tentang PRB.

Menurutnya, Dishubkomintel dan DRR-A, UNDP telah mengembangkan kegiatan-kegiatan penyebarluasan informasi baik melalui media cetak maupun media elektronik, seperti talkshow TV, advertorial koran, radio dan pertunjukan rakyat.

“Kegiatan ini bertujuan untuk mendorong  masyarakat dan pihak-pihak  terkait untuk lebih memberikan perhatian terhadap pengurangan risiko bencana “ paparnya. “Selain itu kami juga melalukan pelatihan serta koordinasi dengan pihak-pihak penyampai informasi kepada masyarakat seperti da’i atau ulama, kelompok PKK, Pramuka, kelompok seniman, dan jurnalis.”  

Sementara Sutopo Purwonugroho dari Badan Nasional Penanggulanan Bencana (BNPB) selaku penanggap,  mengapresiasi kemajuan yang terjadi di Aceh. “Aceh bisa menjadi contoh bagi propinsi lainnya, dan sangat progresif dalam kegiatan pengurangan risiko bencana,” pungkasnya. []

Redaksi
Redaksihttp://www.acehkita.com
ACEHKITA.COM hadir sejak 19 Juli 2003. Kami bisa dihubungi via @acehkita, redaksi[at]acehkita[dot]com

Baca Tulisan Lainnya

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Stay Connected

0FansLike
21,903FollowersFollow
24,500SubscribersSubscribe
- Advertisement -

TERBARU