BANDA ACEH | ACEHKITA.COM – Belasan delegasi Pemerintah Daerah dari Indonesia, Amerika Serikat, Brazil sedang membahas masalah hutan, salah satunya perdagangan karbon atau project Reducing Emissions from Deforestation and Forest Degradation (REDD) di Banda Aceh.
Menteri Lingkungan Hidup, Gusti Muhammad Hatta mengingatkan broker perlu diwaspadai dalam urusan perdagangan karbon hutan.
Gusti kepada wartawan usai membuka secara resmi Governours’ Climate and Forest (GCF) Taskforce Meeting 2010 di Hotel Hermes Palace, Banda Aceh, Kamis (20/5) mengatakan, secara international belum ada mekanisme atau metodelogi perdagangan karbon.
“Ini dikhawatirkan akan muncul broker, sehingga nantinya bisa merugikan daerah kalau tidak cocok mekanisme perhitungan,” katanya.
Karenanya, ia meminta dalam urusan perdagangan karbon, dilibatkan semua pihak, khususnya Pemerintah Pusat dalam memantau.
Gusti meminta kepada Pemerintah daerah, jika ada hubungan bilateral yang menguntungkan kedua pihak, dalam hal penjualan karbon, untuk langsung dibina tanpa harus menunggu arahan Pusat.
Pemerintah Pusat, kata dia, kini lagi menunggu metodelogi perdagangan karbon secara international.
Menurut Gusti, pertemuan GCF ke tiga di Aceh itu, sangat mendukung Pemerintah Indonesia dalam program menurunkan 26 persen emisi gas rumah kaca hingga 2020. Karena, dari 26 persen itu, 14 persennya diharap bisa diturunkan dengan keberadaan hutan di Indonesia. “Saya sangat mendukung kegiatan provinsi dalam menjaga hutan,” tutur dia.
Gusti mengingatkan untuk memprioritas warga lokal atas keuntungan jika perdagangan karbon terwujud.
Di sisi lain, Menteri LH Gusti M Hatta mengatakan, pihaknya sudah mengusulkan agar masalah menjaga Lingkungan hidup dimasukkan dalam kurikulum pendidikan nasional, agar generasi ke depan bisa lebih peka terhadap lingkungan.[]