LHOKSEUMAWE | ACEHKITA.COM – Akibat pemadaman api belum efektif di sejumlah titik pembakaran hutan dan lahan gambut di wilayah Sumatera Selatan dan Kalimantan, Kota Lhokseumawe sejak tiga hari terakhir kembali diselimuti kabut asap.
Kabut asap kiriman sejak tiga hari terakhir menyelimuti sebagian wilayah Aceh, dikarenakan arah angin di Pulau Sumatera menuju ke Tenggara hingga mengakibatkan Lhokseumawe menjadi daerah terparah dampak kabut asap.
Badan Klimatologi dan Geofisika (BMKG) stasiun Lhokseumawe, mencatat hari ini, Ahad, 25 Oktober 2015, merupakan kabut asap terparah selama tiga bulan terakhir sejak kebakaran hutan dan lahan gambut di wilayah Sumatera Selatan, Jambi, dan Riau.
Kharendra Muiz, prakirawan BMKG Stasiun Lhokseumawe mengatakan, kondisi kabut asap pekat ini terparah dikarenakan minimnya jarak pandang 100 hingga 200 meter, sebelumnya jarak pandang terparah hanya 400 hingga 500 meter.
“Iya sejak tiga hari terakhir Lhokseumawe diselimuti kabut asap, kondisi hari ini terburuk jarak pandang hanya 100 meter, ini di perkirakan kan terus terjadi hingga beberapa hari kedepan jika tidak diguyur hujan deras,” ujar Muiz.
Data BMKG juga mencatat, hari ini sebagian wilayah Aceh lainnya mulai diselimuti kabut asap, seperti Bireuen, Aceh Utara, Aceh Timur, Langsa, dan Aceh Tamiang.
Sementara itu, dampak kabut asap di Lhokseumawe mengakibatkan penerbangan di Bandara Malikussaleh terganggu, pantauan acehkita.com, bandara terlihat sepi tanpa aktifitas sejak siang tadi. Ini dikarenakan minimnya jarak pandang membuat pesawat tidak bisa mendarat karena tidak terlihat landasan untuk landing.
Jika Lhokseumawe tidak diguyur hujan hingga besok hari, diperkirakan kondisi kabut asap akan semakin parah, dan kualitas udara memburuk. BMKG juga menghimbau agar warga mengurangi aktifitas diluar rumah, dan bagi pengendara bermotor agar menggunakan masker dan menyalakan lampu untuk penerangan jalan. []
ZM
